Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Nasdem Irma Chaniago menyebut menuding Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) kecolongan. Ia juga menilai komunikasi BPOM dan Kementerian Kesehatan RI tak berjalan baik.
Irma kemudian mempertanyakan mengapa cemaran EG dan DEH yang sudah terdapat dalam pelarut sejak dulu, baru menimbulkan efek berbahaya saat ini hingga menewaskan lebih dari 150 anak, didominasi usia 0-5 tahun.
"Etilen glikol dan dietilen glikol sejak dahulu digunakan namun kenapa baru sekarang menimbulkan efek samping yang berbahaya," tanya dia, dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (2/11/2022).
Ia juga kemudian menyoroti pengakuan Kepala BPOM RI Penny K Lukito terkait alasan pelarut polietilen dan propilen glikol tak bisa diawasi lantaran masuk ke Indonesia dalam kategori bahan non pharmaceutical grade.
"Impor EG dan DEG dilakukan oleh Mendag menurut BPOM. Sementara komponen bahan kimia ini juga digunakan untuk farmasi. Kan seharusnya Kemendag dan BPOM dan Kemnkes berkoordinasi," sambungnya.
(naf/up)