Televisi pemerintah China dituding menyensor gambar para suporter tanpa masker yang menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2022 di stadion. Ini dilakukan sebagai bentuk protes dan kemarahan China, saat negara tersebut sedang di bawah pembatasan pandemi yang ketat.
Sejak upacara pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar, tayangan yang memperlihatkan penonton yang tidak menjaga jarak dan tanpa masker telah memicu protes warga China. Pasalnya, kondisi itu sangat kontras dengan kondisi China yang diisolasi di bawah kebijakan zero COVID Presiden Xi Jinping.
Masyarakat China merasa 'aneh' melihat ratusan ribu orang berkumpul di acara tersebut. Sementara mereka masih dipaksa hidup di bawah sistem kejam, lockdown, yang telah lama ditinggalkan sebagian besar negara di dunia.
Operator blog China Sports Insider, Mark Dreyer, mengungkapkan bahwa pertandingan yang disiarkan di saluran milik negara, China Central Television (CCTV) sedang diedit. Ini untuk menghindari tayangan langsung dari kerumunan yang bersorak dan menampilkan pemain dan suporter tanpa masker.
"Tentu saja, akan ada saat-saat ketika Anda masih melihat sorotan penonton, setelah beberapa gol. Tapi ada pengurangan yang jelas," tulis Dreyer di Twitter yang dikutip dari The Guardian, Selasa (29/11/2022).
"Tindakan 'penyensoran pencegahan' semacam itu bukanlah kebijakan baru bagi Beijing. Siaran penyiaran Tiongkok sangat berhati-hati terhadap sorotan penonton di acara olahraga internasional karena apa yang mungkin terlihat - seperti bendera Tibet, misalnya," katanya.
Penyiar turnamen olahraga di China biasanya diberi pilihan oleh penyelenggara untuk memilih sudut kamera mereka sendiri. Mereka juga dapat mengatur penundaan agar pertandingan dapat diedit dengan cepat sebelum publik melihatnya.
Seperti yang diketahui, beberapa hari terakhir ratusan demonstran dan polisi bentrok di Shanghai, China karena kebijakan pembatasan tersebut. Bahkan para demonstran menuntut agar Xi Jinping mundur dari jabatannya.
NEXT: Benarkah disensor?