Alasan Sunat Sebaiknya Tidak Menunggu Dewasa

Round Up

Alasan Sunat Sebaiknya Tidak Menunggu Dewasa

Hana Nushratu - detikHealth
Senin, 05 Des 2022 05:00 WIB
Alasan Sunat Sebaiknya Tidak Menunggu Dewasa
Sunat sebaiknya tidak menunggu dewasa (Foto: Getty Images/iStockphoto/Albert Yarullin)
Jakarta -

Sirkumsisi atau yang biasa disebut dengan sunat atau khitan merupakan prosedur operasi yang memotong kulit penis (kulup) agar kepala penis lebih mudah dibersihkan. Prosedur ini bisa dilakukan sejak masih bayi berusia 7 hari hingga 12 tahun.

Ketua Umum Asosiasi Khitan Indonesia (ASDOKI) dr Darsono menyarankan agar sunat dilakukan sebelum memasuki masa remaja-dewasa. Sebab, kulup penis remaja-dewasa cenderung alot.

Selain itu, ada risiko lain yang perlu diwaspadai. Risiko yang dimaksud bisa mempersulit proses penyunatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada usia remaja-dewasa penis juga rentan 'bangun' (ereksi) sehingga sulit untuk dieksekusi," ujar dr Darsono saat ditemui detikcom di Berani Sunat Center (BSC), Serpong Utara, Tangerang Selatan, Jumat (02/12/2022).

Menurut dr Darsono, bayi yang berusia minimal 7 hari merupakan usia ideal untuk disunat. Hal ini lantaran sel-sel tubuh bayi cepat beregenerasi sehingga luka bekas sunatnya juga lebih cepat pulih. Selain itu, bayi juga belum terpapar stigma mengerikan terkait sunat.

ADVERTISEMENT

"Kalau anak-anak kita harus siapkan mentalnya terlebih dahulu sebelum disunat," pungkas dr Darsono.

NEXT: Semakin Lama Ditunda, Semakin Banyak Risiko Penyakit Menanti

Semakin Lama Ditunda, Semakin Banyak Risiko Penyakit Menanti

dr Darsono mengatakan, jika pria yang sudah dewasa namun belum disunat akan terkena berbagai risiko penyakit. Risiko-risiko tersebut di antaranya:

  • Keluar kotoran seperti daki berwarna putih. Kotoran tersebut merupakan bekas kencing yang tidak dibersihkan.
  • Menimbulkan infeksi karena penis 'kotor'.
  • Penis lecet dan gatal-gatal kemerahan.
  • Berisiko menularkan Infeksi Menular Seksual (IMS) kepada pasangan seperti HIV-AIDS.

"(Tujuan sunat untuk) menghindarkan dari penyakit kanker penis, dan juga menghindarkan penyakit cross-infeksi terhadap si perempuan, yang ditularin si laki-laki," kata dr Darsono.

Halaman 2 dari 2
(hnu/hnu)

Berita Terkait