RS di China Ketar-ketir 'Tsunami COVID' Usai Kebijakan Lockdown Dicabut

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Kamis, 15 Des 2022 13:34 WIB
Corona di China. (Foto: AP Photo)
Jakarta - Rumah sakit di China kini berada di bawah tekanan yang sangat besar imbas perubahan kebijakan COVID-19. Kondisi ini menuntut para pekerja medis yang terinfeksi COVID-19 tetap bekerja karena kekurangan staf.

Seorang profesor China yang bergelut di bidang kebijakan kesehatan, Profesor Chen Xi, telah memantau krisis di negara asalnya itu dari Universitas Yale di Amerika Serikat. Ia mengatakan bahwa rumah sakit di China sedang mengalami tekanan besar pada sistem saat ini.

"Orang yang terinfeksi diharuskan bekerja di rumah sakit yang menciptakan lingkungan penularan di sana," katanya yang dikutip dari BBC, Rabu (14/12/2022).

Kapasitas RS Membludak

Saat ini, rumah sakit di China tengah tergesa-gesa meningkatkan kapasitas bangsal mereka untuk mengatasi gelombang besar pasien COVID-19. Meski kapasitasnya telah ditambah, tetap terisi dengan cepat.

Profesor Chen mengungkap salah satu penyebab melonjaknya kapasitas RS usai kebijakan zero-COVID dicabut. Salah satunya karena kurangnya penjelasan untuk pasien COVID-19 bisa tetap di rumah jika gejalanya masih ringan.

"Tidak ada budaya tinggal di rumah untuk gejala ringan," katanya.

"Ketika orang merasa sakit, mereka semua pergi ke rumah sakit, yang dapat dengan mudah merusak sistem perawatan kesehatan," lanjut Prof Chen.

Tak hanya rumah sakit, apotek di seluruh negeri China juga mengalami kekurangan obat. Masyarakat berbondong-bondong membeli obat pilek atau flu serta alat tes COVID, hingga menyebabkan kelangkaan.

NEXT: Pencabutan Pembatasan Dinilai Tidak Ideal

Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"


(sao/kna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork