Putri kedua Tasya Kamila dan Randi Bachtiar, Shafanina Wardhana Bachtiar lahir pada Minggu (1/1/2023). Melalui unggahan Instagramnya, Tasya membagikan pengalamannya terkait metode persalinan baru, ERACS (Enhanced Recovery After Caesarean Surgery).
Metode ini diklaim bisa mengurangi rasa sakit dan mempercepat pemulihan ibu pasca melahirkan. Namun sayangnya, tidak semua ibu melahirkan cocok dengan metode ERACS.
Tasya didiagnosis dokter memiliki alergi morfin, yang merupakan obat pereda nyeri untuk ERACS. Gejala yang dirasakan Tasya yaitu mual, muntah, dan gatal-gatal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pasca op (operasi) aku nggak dikasih obat anti nyeri yang standar ERACS," tulis Tasya dalam unggahannya di Instagram @tasyakamila.
Pasca melahirkan, Tasya juga masih mengalami mual dan muntah-muntah. Maka dari itu, Tasya pulih lebih lama dibandingkan yang seharusnya.
"Akibatnya, aku nggak bisa pulih sesuai ekspektasiku yang katanya 2 jam post-op bisa duduk, 6 jam bisa jalan dan mandi huhu," pungkasnya.
Mengenal ERACS
Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes) metode ini awalnya digunakan untuk mempercepat penyembuhan pasien bedah rawat jalan. Metode ini diklaim bisa meredakan nyeri lebih cepat, mengurangi risiko mual dan muntah pasca melahirkan.
Dengan begitu, wanita yang telah menjalani operasi bedah tidak perlu perawatan di rumah sakit lebih lama. Metode ERACS pertama kali diterapkan pada wanita yang melahirkan melalui operasi caesar pada 2018.
Hal tersebut bertujuan agar ibu yang baru saja melahirkan bisa cepat pulih dan dapat berfokus untuk merawat bayi. Sebelum melakukan operasi, pasien diharuskan mengecek kesehatan 10 minggu-20 minggu sebelum operasi caesar dijadwalkan.
Skrining kesehatan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit komorbid atau kekurangan zat besi. ERACS merupakan protokol baru pada metode persalinan operasi caesar.
Metode ERACS bertujuan untuk mempercepat proses pemulihan dengan mengoptimalkan kesehatan ibu sebelum, selama, dan setelah menjalani persalinan caesar.
NEXT: Perbedaan ERACS dengan Metode Caesar Konvensional
Lihat juga Video: Alasan Nagita Slavina Pilih ERACS saat Lahirkan Rayyanza Malik Ahmad
Apa yang Membedakan ERACS dengan Metode Caesar Konvensional?
1. Waktu Puasa
Pada umumnya, sebelum menjalani operasi caesar tidak diperkenankan makan atau minum 8 jam. Akan tetapi, waktu puasa yang diterapkan metode ERACS lebih cepat.
Metode ERACS mengharuskan pasien berpuasa 6 jam sebelum operasi. Selain itu, 2 jam sebelum operasi ibu diperbolehkan minum air putih, jus, atau minuman yang mengandung gula.
2. Rasa Sakit Pasca Operasi
Metode persalinan ERACS telah terbukti lebih efektif dalam meminimalkan rasa sakit pasca operasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat memengaruhi berkurangnya rasa sakit setelah operasi :
- Pemberian obat anti-inflamasi non-steroid dan obat pereda nyeri non-opioid terjadwal, baik yang diminum maupun melalui cairan infus.
- Pemberian obat nyeri long-acting dosis kecil pada tulang belakang saat operasi.Penyuntikan anestesi saat operasi dilakukan dengan jarum spinal berukuran kecil.
- Penggabungan poin-poin di atas bisa mengurangi pemberian obat opioid setelah operasi hingga sebesar 30-50 persen. Hal ini berguna untuk mempercepat hilangnya rasa sakit pasca operasi, sekaligus menurunkan risiko ibu hamil mengalami kelelahan, mual, dan sembelit pasca operasi.
3. Masa Pemulihan
Metode persalinan ERACS diklaim bisa memulihkan kondisi ibu pasca melahirkan. Hal ini bisa terjadi karena:
- Penghentian pemberian cairan infus lebih awal.
- Pelepasan kateter urine lebih awal.
- Pasien boleh segera mengonsumsi makanan dan minuman.
Dengan begitu, ibu bisa bergerak dan bangun dari tempat tidur dengan lebih cepat, sehingga proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan skin-to-skin dengan buah hati juga bisa dilakukan lebih awal.
4. Luka Persalinan
Metode ERACS menggunakan pisau kecil dan sangat tajam, sehingga bisa langsung terkena fascia (selaput otot). Luka dari metode ini lebih cepat pulih karena berkurangnya kerusakan pada jaringan kulit.
Prosedur ERACS
Dikutip dari Hermina Hospital, posedur ERACS dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari:
Fase Pra Operasi
Jelang melahirkan, ibu diharuskan puasa 6 jam sebelum operasi. Selama puasa 2 jam diberikan mood booster drink yang mengandung gula, agar kadar gula darah tetap stabil dan tidak merasa lemas.
Tenaga medis akan mengedukasi dan penjelasan tentang rencana jalannya operasi sampai dengan pasca operasi. Setelah itu tim medis akan melakukan persiapan tindakan dengan pemasangan infus, pemberian cairan khusus dan obat-obatan.
Fase Intra Operasi
Anestesi (pembiusan) dilakukan di kamar operasi dengan teknik spinal yang menggunakan pilihan reagen obat anestesi yang membuat pemulihan cepat. Ibu dibius setengah badan, namun tidak merasakan nyeri selama operasi berjalan.
Efek obat anestesi diatur agar ibu bisa lebih cepat pulih. Si kecil yang sudah lahir akan diperiksa oleh Dokter Spesialis Anak untuk memastikan kondisi kesehatan bayi untuk selanjutnya didekapkan ke dada ibunya untuk proses IMD.
Fase Pasca Operasi
Fase terakhir ini dimulai ketika ibu sudah berada di ruang pemulihan. Dalam waktu kurun dari 1 jam, ibu diperbolehkan minum dan segera melakukan IMD.
Metode ini juga mengklaim ibu bisa beraktifitas seperti duduk, berdiri dan berjalan dalam waktu 2 jam pasca melahirkan. ERACS diklaim dapat meminimalisir rasa nyeri pada pasien, sehingga dapat beraktivitas kembali lebih cepat.











































