Baru-baru ini media sosial digemparkan oleh beredarnya pesan berantai terkait bocah SD yang bermain lato-lato namun tidak sengaja terkena bola mata. Dikabarkan, anak tersebut mengalami kebutaan akibat cedera yang dialaminya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada kabar lebih lanjut mengenai keterangan viral anak yang disebut buta akibat terkena mainan lato-lato. Baik dari lokasi kejadian hingga kronologinya.
"Assalamualaikum teman2..mau saling mengingatkan yg pada punya anak main lato-lato diawasin yaa... ini temen ponakan SD kelas 3 main lato2 kena bola mata pecah akhirnya diangkat dan mata buta sebelah, dah makan korban yaa.. Waspadalah waspadalah," tutur @muha***dau***d3.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Respon Kemenkes Terkait Kejadian Ini
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut kejadian ini termasuk kasus trauma. Oleh sebab itu, tidak wajib melaporkan ke Kemenkes RI.
"Ini kasus trauma, jadi bukan kejadian keracunan dan penyakit ya," terang Nadia kepada detikcom, Senin (9/1/2022).
Meski demikian, Nadia mengimbau agar orang tua mengawasi anak-anak saat bermain lato-lato sehingga tidak muncul kejadian serupa.
Risiko Bermain Lato-lato
Jika dimainkan tanpa pengawasan orang tua, permainan ini justru menimbulkan petaka. Hal ini dikarenakan anak-anak terkadang memainkan permainan ini terlalu dekat dengan wajah.
Jika bola tersebut pecah, pecahan materialnya bisa masuk dan mengenai mata. Pecahan yang terkena mata dapat meningkatkan risiko kebutaan.
Pada awalnya, mainan ini terbuat dari bahan kaca dari 1960-1970. Setelah menyebabkan empat anak Amerika Serikat (AS) cedera di bagian mata, akhirnya mainan ini terbuat dari plastik.
Akan tetapi, permasalahan tersebut tidak terselesaikan karena bahan plastik juga bisa pecah. Namun, risiko yang ditimbulkan latto-latto berbahan dasar plastik tidak separah latto-latto yang berbahan dasar kaca.
Di AS, permainan ini sempat dilarang beredar oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) pada 1966. Keputusan ini didukung oleh sejumlah komunitas dan organisasi seperti Society for the Prevention of Blindness akibat lato-lato.
Di permainan ini juga dilarang namun bukan karena alasan kesehatan. Dikutip dari Groovy History, pemerintah Mesir melarang permainan ini pada 2017 karena dianggap melecehkan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi.
Saat itu, latto-latto disebut dengan "Sisi's balls" yang merujuk pada bagian intim sang presiden. Maka dari itu, permainan ini dianggap melecehkan pemerintah.
NEXT: Tips Aman Bermain Lato-lato
Tips Aman Bermain Lato-lato
Lato-lato atau clickers balls memiliki manfaat untuk melatih konsentrasi dan fokus. Selain itu, lato-lato juga bisa meredakan stres.
Dikutip dari detikEdu, berikut tips aman bermain lato-lato:
- Pastikan kedua bola latto-latto seimbang, ini dapat dilakukan dengan menyamakan posisi bola
- Setelah itu, jepit bagian tengah tali latto-latto di antara jari tangan. Usahakan pakai jari tangan yang paling nyaman, contohnya di antara jari telunjuk dan jari tengah
- Apabila sudah dirasa nyaman, coba pantulkan latto-latto dengan menggoyangkan tangan ke atas dan bawah. Ini bisa dilakukan dengan ritme pelan lalu semakin cepat
- Goyangkan tangan hingga latto-latto berbenturan dan menimbulkan bunyi khas
- Jika sudah menemukan ritmenya, trik lain bisa dicoba sesuai keinginan











































