Geger dua remaja berinisial AR (17) dan AF (14), di Makassar, nekat membunuh bocah 11 tahun lantaran tergiur untuk menjual ginjalnya. Disebut-sebut kedua remaja itu terpengaruh pada konten negatif di internet terkait jual-beli organ tubuh.
Pihak kepolisian mengatakan pelaku AR dan AF melakukan pembunuhan karena masalah ekonomi. Kedua pelaku berasal dari keluarga kurang mampu.
"Dari situ tersangka terpengaruh ingin kaya, ingin memiliki harta, sehingga muncullah niatnya tersangka melakukan pembunuhan," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Budi Haryanto kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Selasa (10/1/2023).
Selain kasus tersebut, tak sedikit orang yang berpikir meraup uang dalam jumlah besar secara instan dengan jual beli organ. Padahal, bagi mereka yang nekat menjual organ demi harta bisa ketahuan loh.
Ketua ASRI Urology Center (AUC) Dr dr Nur Rasyid, SpU(K), menjelaskan bahwa tim advokasi dari rumah sakit akan memberikan sejumlah syarat ketat kepada orang yang ingin mendonorkan organ tubuhnya. Bahkan mereka yang ingin mendonorkan organ akan diwawancarai berulang kali untuk mengetahui kekonsistenan jawabannya.
"Mereka (tim advokasi) memiliki keahlian. Jadi, prinsip dasar dari donasi itu adalah sukarela. Teman-teman dari tim advokasi mereka adalah psikiater forensik, mereka tahu betul wawancara orang ini kira-kira konsisten atau tidak. Kemudian juga forensik ada yang etikanya bagaimana, medis nya bagaimana," ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (12/1).
Dr Rasyid menyebut, tim advokasi akan tahu siapapun yang berbohong untuk menjual organnya demi harta. Sebab, mereka memiliki sejumlah cara untuk mengetahui orang tersebut benar sukarela atau bohong. Apabila terbukti berbohong, orang tersebut akan tersingkirkan dari proses donor alias tidak lolos.
"Mereka tahu ada cara standarnya, ada cara-cara yang mereka lakukan," tuturnya
"Sehingga orang-orang yang seperti itu (bohong) bisa tersingkirkan dari proses menjadi donor," lanjutnya lagi.
NEXT: Harus diperiksa kecocokannya
(suc/naf)