Kelompok rentan membutuhkan terapi imunisasi pasif dengan Antibodi Monoklonal (mAbs) untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari COVID-19. Hal ini lantaran efektivitas vaksin lengkap plus booster tidak cukup kuat untuk melindungi mereka dari risiko COVID-19.
Pada mereka yang masuk kelompok rentan, efektivitas vaksin COVID-19 menjadi lebih rendah dibandingkan populasi sehat. Di atas bulan ketujuh pascavaksinasi, efektivitas vaksin pada populasi ini ditemukan kurang dari 70%. Bahkan, setelah diberikan vaksin dosis ketiga, efektivitasnya tidak bisa menyamai populasi sehat.
Kondisi tersebut membuat kelompok rentan tiga kali lebih berisiko dirawat inap dan berisiko membutuhkan perawatan yang lebih intensif di ICU. Selain itu, kemungkinan kematian pada populasi ini juga jauh lebih tinggi, yaitu sebesar dua kali lipat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok rentan juga memiliki risiko untuk terus menerus terinfeksi oleh virus COVID-19 dalam waktu yang lama. Replikasi virus yang terus menerus dan berkelanjutan ini dapat menyebabkan terjadi mutasi pada virus COVID-19.
Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI) Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM menerangkan Antibodi Monoklonal (mAbs) merupakan suatu protein yang bertindak seperti antibodi manusia pada umumnya dalam sistem kekebalan tubuh. Antibodi Monoklonal (mAbs) Anti-SARS-COV-2 yang menargetkan spike protein virus COVID-19 menunjukkan manfaat klinis sebagai pencegahan (Pre-exposure Prophylaxis/PrEP) untuk Infeksi SARS-CoV-2.
Antibodi Monoklonal mengikat S protein dari virus COVID-19, sehingga mencegah virus untuk masuk ke dalam sel tubuh lainnya.
"Sistem prokes dan vaksinasi booster adalah dua garda utama yang dapat melindungi individu dari infeksi COVID-19, namun untuk kelompok rentan dikarenakan kondisi mereka, mereka memerlukan modalitas atau opsi lain seperti terapi imunisasi pasif dengan antibodi monoklonal," jelas Prof. Iris dikutip dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/1/2023).
Adapun berdasarkan definisi dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, orang-orang yang dikategorikan kelompok rentan, antara lain pasien kanker yang menerima pengobatan kanker secara aktif baik untuk tumor padat maupun kanker darah, pasien yang menerima transplantasi organ dan mengkonsumsi obat imunosupresan yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, orang dengan kondisi imunodefisiensi primer sedang atau berat, pasien HIV kondisi lanjut yang tidak terkontrol/tidak diobati dan mereka dengan pengobatan aktif kortikosteroid dosis tinggi atau obat-obat lain yang dapat menekan respon imun juga masuk kelompok rentan.
(akn/ega)










































