Wanita bernama Ine Siti Ratnasari merupakan salah satu penyintas kanker mata. Di usianya yang saat itu masih sekitar 3 tahun, Ine didiagnosis terkena kanker retinoblastoma.
Dikutip dari Mayo Clinic, retinoblastoma adalah kanker meta yang dimulai di retina, yaitu lapisan sensitif di bagian dalam mata. Kondisi ini paling sering menyerang anak kecil, dan jarang terjadi pada orang dewasa.
Meski mengaku banyak hal yang terlupa, Ine masih mengingat perjalanan pengobatannya dari Cianjur harus berobat ke Jakarta. Ia juga mengatakan pertama kali menjalani operasi pada usia 4 tahun untuk diangkat matanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bersyukur sekali punya keluarga yang mendukung saya, mau berjuang untuk menjalani pengobatan. Bolak-balik dari Cianjur ke Jakarta, ke RSCM selama pengobatan itu," ceritanya dalam Webinar Hari Kanker Anak Internasional 2023 #throughtheirhands di detikcom, Rabu (15/2/2023).
"Saya benar-benar menjalani pengobatan itu dengan secara kontinyu, mengikuti apa yang dianjurkan dokter. Benar-benar diikuti step by step-nya," lanjutnya.
Namun, setelah menjalani pengobatan selama lima tahun kondisinya tidak kunjung membaik. Hal ini dikarenakan kanker mata yang diidapnya sudah mengenai saraf.
Baca juga: Merawat Asa Para Pejuang Kanker Anak |
Menggunakan Mata Palsu
Melihat kondisinya, Ine tetap menjalani berbagai pengobatan termasuk kemoterapi. Ia juga berpikir penyakit yang dialaminya itu sangat berpengaruh pada penampilan fisiknya.
"Saya memang menggunakan mata palsu itu dari saya kecil, tepatnya setelah operasi sampai kelas 6 SD. Namun, semakin lama kelopak mata saya menciut sehingga (mata palsu) tidak bisa masuk," kata Ine.
"Ternyata setelah saya melakukan operasi, itu belum berhasil. Sampai akhirnya, sejak kelas 6 SD itu saya menggunakan perban," sambung dia.
Tantangan dari Lingkungan
Saat kecil, Ine tak jarang mendapat ejekan dari teman-teman di sekolah. Apalagi ketika berada di lingkungan baru, ia sudah menyiapkan diri untuk menjawab segudang pertanyaan orang terkait kondisi matanya yang diperban.
Meskipun demikian, Ine merasa kondisi yang dialaminya itu bukanlah sebuah hambatan. Ia berhasil melewati masa sekolahnya hingga S2, dan saat ini memiliki dua orang anak.
"Sekarang saya punya dua anak, umur 10 dan 13 tahun. Saya sempat khawatir dengan lingkungan anak saya, tapi Alhamdulillah mereka bisa mengatasinya," ungkap Ine.
Tak hanya itu, Ine juga bercerita telah melakukan empat kali operasi plastik akibat kanker mata yang diidapnya. Namun, hasil operasi kurang maksimal sehingga Ine harus menggunakan perban di sebelah matanya.
"Saya sudah melakukan operasi plastik, sampai 4 kali. Tapi memang mungkin belum bisa, karena jaringannya sudah mati. Jadi, mau ditambah-tambah tulang juga tetap tidak nyambung," pungkasnya.
Simak obrolan tentang kanker tulang osteosarkoma dan kanker mata retinoblastoma dalam rangka Hari Kanker Anak Internasional 2023, hari ini mulai pukul 13.00 WIB melalui tautan berikut: https://www.detik.com/harikankeranak
(sao/suc)











































