Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Jawa Barat Dewi Ambarwati mengungkapkan, mengacu pada hasil pemeriksaan, 7 pasien tersebut mengalami gejala seperti sakit tenggorokan dan juga kesulitan menelan.
Dewi Ambarwati menjelaskan penyakit ini disebabkan oleh bakteri. Difteri bersifat mudah menular danbila tidak ditangani dengan benar, dapat menyebabkan kematian.
"Penyakit ini bisa dicegah dengan pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal. Seperti anak di bawah 11 bulan dan nanti pada saat umur 2 tahun. Nanti pada saat usia SD (sekolah dasar) imunisasi anak itu harus diulang lagi," kata Dewi.
Dalam kesempatan terpisah, pihak Kementerian Kesehatan RI melalui Kepala Biro Komunikasi dr Siti Nadia Tarmizi membenarkan jika Kabupaten Garut sudah menetapkan status KLB difteri.
"Iya benar (status KLB) di Garut," ucap dr Nadia pada detikcom, Rabu (22/2/2023).
Gejala Difteri
Dikutip dari Mayo Clinic, difteri merupakan infeksi dari bakteri Corynebacterium diphteriae yang umumnya menyerang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Penyakit ini umumnya ditemukan di negara yang tingkat perawatan kesehatan atau vaksinasinya terbatas.
Difteri dapat diobati menggunakan obat-obatan. Namun dalam kondisi parah, penyakit ini bisa merusak jantung, sistem saraf, dan ginjal.
Berikut ini adalah beberapa gejala difteri yang harus diwaspadai:
- Selaput abu-abu tebal yang menutupi tenggorokan dan amandel
- Sakit tenggorokan dan suara serak
- Pilek
- Demam dan menggigil
- Kelelahan
- Pembengkakan kelenjar (getah bening) di leher
- Kesulitan bernapas atau pernapasan cepat
Penanganan Difteri agar KLB Tidak Meluas
NEXT: PENANGANAN KLB DIFTERI
Simak Video "Video Kemenkes: Jangan Takut Imunisasi, Vaksin Campak yang Kita Berikan Aman"
(avk/vyp)