Pendiri Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Ira Soelistyo menegaskan bahwa kanker pada anak berbeda dengan kanker pada orang dewasa. Jumlah kasusnya yang relatif lebih sedikit membuatnya kerap terabaikan, sehingga penangannya menghadapi sejumlah tantangan.
Dalam konferensi pers Hari Kanker Anak Internasional 2023 #BeraniGundul, Ira mengungkap pembicaraannya dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. Berbicara dalam pertemuan dengan sejumlah pemangku kebijakan terkait kanker, Menkes disebutnya telah menyampaikan sejumlah komitmen terkait penanganan kanker pada anak.
"Bapak Menkes punya misi bahwa untuk kanker harus segera bisa diatasi karena biaya yang dikeluarkan cukup banyak, cukup besar. Beliau mengatakan 'Sebelum saya turun dari jabatan sebagai menteri, saya sudah harus menciptakan di seluruh provinsi, setiap kabupaten/kota sudah ada alat yang bisa mendeteksi kanker.' Itu adalah komitmen beliau," ungkap Ira, Minggu (26/3/2023).
YKAKI dan komunitas pemerhati kanker lainnya sangat menyambut baik misi tersebut. Menurut Ira, kanker anak tidak bisa diketahui gejalanya hanya dengan memeriksakan diri ke puskesmas. Ia bercerita ada anak yang sudah berkali-kali pergi ke puskesmas, tetapi belum terdeteksi mengidap kanker. Setelah dirujuk ke rumah sakit besar 6 bulan kemudian, baru anak itu didiagnosis kanker.
"Itu membuat kegagalan dari pengobatan, bahkan fatal karena terlalu lama mondar-mandirnya. Nggak ada alat untuk mengetahui kankernya," tambah Ira.
"Harapan kita tentu saja secepatnya bisa dilaksanakan sehingga tidak perlu lagi saudara-saudara kita yang dari jauh harus datang ke kota-kota besar, ke provinsi-provinsi yang (alatnya) lengkap untuk bisa berobat," tutupnya.
Kapan bakal terealisasi? Mari tunggu gebrakan pemerintah dalam menangani masalah-masalah pengobatan kanker anak.
Simak ulasan khusus tentang kanker anak di TAUTAN INI.
Simak Video "Video: Ketua YKPI soal Banyak Pasien Kanker Pilih Pengobatan Alternatif"
(up/up)