Alasan Kemenkes Sebut Curhat Kiky Saputri Kasuistis, Tak Bisa Disamaratakan

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Jumat, 10 Mar 2023 12:01 WIB
Kiky Saputri soroti kualitas layanan kesehatan di RI. (Foto: Instagram@kikysaputrii)
Jakarta -

Kementerian Kesehatan RI buka suara soal curhatan Kiky Saputri yang membandingkan layanan kesehatan dalam negeri dan Singapura soal beda diagnosis. Salah satu alasan dari sedikitnya dua juta warga Indonesia berobat ke luar negeri.

Menurut Presiden Joko Widodo, bahkan 750 ribu di antaranya lebih nyaman menjalani pengobatan di negara tetangga, Singapura.

"Saya kira trending topic minggu ini yang diangkat Jokowi adalah satu kesempatan bagi kita membedah lebih jauh," buka Syahril dalam bincang-bincang detikPagi, Jumat(10/3/2023).


Memang, menurut Syahril perlu banyak perbaikan dari hulu ke hilir mengenai pelayanan kesehatan. Tidak hanya perkara jumlah tenaga dokter spesialis yang relatif masih jauh dari kata ideal, melainkan perbaikan pelayanan publik di RS, alat kesehatan yang merata ke daerah, hingga tenaga pendukung.

Transformasi besar yang disebutnya perlu didukung melalui Rancangan Undang Undang Kesehatan, sehingga ke depan masyarakat bisa mendapatkan akses kesehatan lebih baik. Meski begitu, faktanya, kualitas tenaga dokter di Indonesia saat ini tidak perlu diragukan.

Sepak terjang para dokter lulusan dalam negeri mampu berkarier di banyak negara maju seperti Jepang hingga Korea. "Ada yang jadi ahli bedah di Korea," tutur dia.

Artinya, penegakkan diagnosis yang berbeda tidak lantas bisa menyamaratakan kualitas SDM di Indonesia, seperti yang belakangan disorot Kiky Saputri.

"Apa yang disampaikan Kiky itu kan kasuistis ya. Kalau kasuistis itu tidak bisa digeneralisasi, tidak semua begitu," lanjut dia, menekankan istilah-istilah kedokteran semacam 'stroke kuping' dinilai sebagai penggambaran kondisi medis bagi masyarakat awam.

NEXT: Alasan Tak Perlu Berobat ke LN




(naf/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork