Round Up

Kondisi India Dihantam Gelombang Panas, Sekitar 24 Ribu Orang Tewas

Averus Kautsar - detikHealth
Rabu, 26 Apr 2023 07:30 WIB
Gelombang panas ekstrem terjadi di India. (Foto: AP Photo)
Jakarta -

Beberapa waktu terakhir, India mengalami serangan gelombang panas yang begitu ekstrem. Tahun lalu, gelombang panas di India menewaskan puluhan orang, memangkas hasil panen, hingga membakar tempat pembuangan sampah di Delhi hingga menyebabkan asap beracun.

Di negara bagian Uttar Pradesh, suhu mencapai 115 derajat Fahrenheit (46,1 derajat Celcius). Kejadian tersebut memicu 300 kasus kebakaran hutan di seluruh India.

Kejadian cuaca panas ini juga banyak diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI mengatakan bahwa cuaca panas yang terjadi di Indonesia beberapa waktu terakhir bukan disebabkan gelombang panas seperti di India.

Menurut BMKG gelombang panas dalam ilmu cuaca dan iklim merupakan periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tidak biasa. Hal ini terjadi setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih.

India Punya Risiko Gelombang Panas Tinggi

Kejadian gelombang panas yang terjadi di India sudah mengkhawatirkan berbagai pihak. Hal ini bisa menjadi sebuah 'kenormalan' karena perubahan iklim dan penebangan.

Tidak hanya itu saja, dari penelitian terbaru India memiliki risiko bahaya yang lebih besar dibandingkan negara lain. Terlebih peneliti menilai pemerintah masih menganggap remeh ancaman tersebut.

Karena gelombang panas, 90 persen negara India menjadi lebih rentan terhadap risiko masalah kesehatan masyarakat. Mulai dari sengatan panas, kekurangan makanan, hingga kematian.

Tidak hanya itu, peneliti juga menilai bahwa gelombang panas yang terjadi di India dapat menghambat perekonomian dan tujuan pembangunan negara.

"Gelombang panas menyebabkan beban yang belum pernah terjadi sebelumnya pada kesehatan masyarakat, pertanian, dan sistem sosial-ekonomi dan budaya. India saat ini menghadapi benturan berbagai bahaya iklim kumulatif," tulis peneliti Cambridge dikutip dari Grist, Selasa (25/4/2023).

NEXT: Puluhan Ribu Orang Tewas di India karena Gelombang Panas




(avk/vyp)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork