Di tengah situasi Jepang yang kini dihantam penurunan angka kelahiran imbas banyak warganya memilih untuk tidak memiliki anak, Nagi menjadi satu-satunya kota yang mencatat banyak kelahiran. Kontras dengan kota-kota lainnya di Jepang, sejumlah warga di kota ini memiliki tiga anak karena mereka bisa dan mau. Bagaimana bisa?
Katsunori dan Kaori Osaka misalnya, memilih untuk hidup di Nagi sembari membesarkan anak. Awalnya, mereka hidup hidup bersama anak pertamanya di sebuah apartemen sempit di Nagoya. Kota ini merupakan wilayah dengan jumlah penduduk melebihi 2 juta orang, dan berlokasi di Jepang tengah.
Seperti banyak pasangan muda lainnya, pasangan ini mencoba membesarkan anak sembari berkehidupan di kota. Namun, kehidupan di apartemen terlalu ramai dan mahal, dengan sedikit pilihan penitipan anak. Akhirnya, mereka menyerah.
"Ketika orang berusia 20-an dan 30-an, mereka tidak mampu untuk tinggal di ruang yang lebih besar di kota," kata Katsunori dikutip dari CNN, Senin (29/5/2023).
"Kami tahu bahwa jika kami ingin memiliki lebih banyak anak, kami tidak dapat melakukannya di sana," imbuhnya.
Dengan populasi sekitar 6.000 jiwa, Nagi terasa seperti dunia yang jauh dari Nagoya. Warga Nagi meyakini, Nagi merupakan tempat yang bagus untuk membesarkan anak karena tidak dipenuhi begitu banyak jalanan yang sibuk dan ramai. Ditambah, pemerintah setempat juga membayar pasangan yang tinggal di sana untuk memiliki anak.
Setiap satu kali pembayaran, keluarga di Nagi menerima 100.000 yen atau setara sekitar Rp 10 juta untuk anak pertama. Kemudian untuk anak kedua sebesar 150.000 yen atau setara Rp 15 juta, dan untuk anak ketiga 400.000 yen atau setara sekitar Rp 42 juta.
Simak Video "Video: 23 Ribu Bayi Lahir di Korea Selatan, Naik 11 Persen dari Tahun Lalu"
(vyp/kna)