Tak sedikit orang beranggapan gangguan kepribadian narsistik (NPD) ditandai dengan sikap narsis atau kepercayaan diri yang terlalu tinggi. Padahal menurut psikolog, kondisi ini memicu tanda-tanda yan kompleks, misalnya perasaan dirinya spesial dibarengi rendahnya empati kepada orang lain.
Di balik itu, ada sederet kemungkinan penyebab NPD. Selain faktor genetik, NPD juga bisa dipicu oleh pola asuh orang tua yang terlalu mengagumi anaknya. Pada beberapa kasus, sikap tersebut membuat anak merasa dirinya spesial dan selalu patut mendapatkan perlakuan khusus dari lingkungan sekitar.
"Secara genetik memang ada, tapi penelitiannya belum terlalu kuat. Tapi juga yang kemudian dilihat sebagai dia memang punya pengaruh budaya atau pengalaman dengan orang tuanya. Misal orang tuanya terlalu mengagumi anaknya ketika dibesarkan," jelas psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, SPsi, MSi, Psi, atau yang akrab disapa Nina dalam siaran detik Pagi, Kamis (15/6/2023).
Pengaruh Pengalaman Traumatis
Pada beberapa kasus lainnya, NPD dipicu oleh pengalaman traumatis di masa lalu. Biasanya, gangguan kepribadian ini akan timbul ketika seseorang pernah mengalami kecelakaan, namun harus membereskan segalanya seorang diri. Walhasil, tertanam dalam benaknya bahwa ia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri, tanpa memerlukan bantuan dari orang lain.
"Bisa dibilang bawa mereka yang mengalami NPD itu seringkali sebetulnya adalah reaksi terhadap situasi-situasi yang pernah mereka alami di awal kehidupan mereka. Contoh, pernah punya peristiwa traumatik sehingga mereka betul-betul hanya bisa percaya pada dirinya sendiri," jelas Nina.
"Tidak ada yang bisa diandalkan kecuali dirinya sendiri dan dia belum betul-betul move on dari peristiwa traumatik tersebut. Kemudian keluarga yang sangat mengabaikan anak tidak ada sentuhan baik, obrolan baik, mungkin anak ini merasa semuanya saya bisa sendiri," sambungnya.
Simak Video "Mengenal NPD, Kondisi Mental yang Dikaitkan dengan Virgoun"
(vyp/naf)