Belakangan geger terkait wabah antraks di Gunungkidul, di Yogyakarta. Sebanyak 93 orang dilaporkan positif antraks lantaran disebut mengonsumsi daging sapi yang sudah mati. Meskipun begitu, kasus ini bukan kali pertama terjadi di Yogyakarta.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, Imran Pambudi MPHM, membeberkan data kasus antraks di Yogyakarta di lima tahun terakhir.
"Ini tren kasus antraks di Yogyakarta, jadi kita ada data lima tahun terakhir. Jadi hampir setiap tahun itu ada, meskipun ini belum ada kematian," ucapnya dalam konferensi pers, Kamis (6/7/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini yang menyerang antraks jenis kulit," kata Imran.
Menurutnya, paling tinggi kasus antraks di Yogyakarta tercatat pada tahun 2019 dengan total 31 kasus. Kemudian disusul pada tahun 2022 dengan 23 kasus. Meskipun begitu, Imran menyebut dari tahun 2016 hingga 2022 belum ada kasus kematian.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan) Kementerian Pertanian Nuryani Zaenuddin mengatakan Gunungkidul menjadi daerah endemis antraks. Kasusnya sendiri sudah ada selama lima tahun berturut-turut
"Gunungkidul ini memang endemis antraks, ketika endemis tidak dilakukan secara baik, baik di tanah, lingkungan, maupun masyarakat, maka ini akan terus berlanjut kasusnya," terang dia.
Kasus di Gunungkidul
- Mei 2019: Menyebar di Dukuh Grogol Desa Bejiharjo Kepanewon Kecamatan Karangmojo
- Desember 2019: Kepanewon Ponjong
- Januari 2020: Kepanewon Ponjong
- Januari 2022: Gedangsari
- Januari 2023: Semanu
Antraks merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis. Bakteri ini memiliki kemampuan membentuk spora yang tahan terhadap perubahan cuaca dan mampu bertahan di tanah selama bertahun-tahun sehingga sulit untuk dieliminasi.
Saat masuk ke dalam tubuh, spora menjadi aktif. Ada beberapa cara yang menyebabkan spora masuk dalam tubuh manusia seperti kontak dengan kulit, inhalasi, dan konsumsi daging hewan yang terkontaminasi penyakit antraks.
(suc/kna)











































