Indonesia dihebohkan dengan munculnya beberapa kasus obesitas ekstrem. Setelah muncul kasus obesitas mendiang Muhammad Fajri dengan berat 300 kg, sekarang muncul lagi dua kasus obesitas ekstrem dengan berat sekitar 200 kg di wilayah Jakarta Timur dan Tangerang.
Obesitas dinilai sebagai salah satu permasalahan yang mengakar di Indonesia. Bahkan, menurut data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi obesitas terus meningkat
Data 2015-2019, sebanyak 13,5 persen orang dewasa usia 18 tahun ke atas mengalami kelebihan berat badan, sementara itu 28,7 persen mengalami obesitas. Pada anak usia 5-12 tahun, sebanyak 18,8 persen mengalami kelebihan berat badan dan 10,8 persen mengalami obesitas.
Melihat fenomena ini, perlu diketahui bahwa obesitas ekstrem membawa ancaman serius terhadap kesehatan. Risiko komplikasi yang mengancam seperti masalah jantung, stroke dan bahkan kanker meningkat, dan hal ini dapat berujung pada kondisi yang fatal.
Kebiasaan Pola Makan di Indonesia
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Banten, dr Ahmad Mekkah H, SpPD, MSc. MKes menuturkan bahwa pada kasus-kasus obesitas ekstrem di Indonesia, tren keberhasilan penanganan untuk menurunkan berat badan masih menemui kendala. Hal ini salah satunya akibat dari pola makan.
Kalau di Indonesia itu kan, bahasanya, orang kalau belum ketemu nasi- makan banyak karbohidrat, belum makan katanya, atau, kita sekarang lagi diserang oleh banyak restoran cepat saji. Yang paling banyak mempengaruhi adalah pola makan," kata dr Ahmad dalam podcast Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Kamis (6/7/2023).
Terkait dengan pola makan tersebut, dr Ahmad juga menyoroti minuman manis berkalori tinggi yang marak dijumpai saat ini sebagai salah satu pemicu obesitas di Indonesia.
"Makanan dan minuman manis, sekarang kan banyak ya, minuman manis yang berkalori tinggi. Tanpa disadari itu yang memicu terjadinya obesitas," tambahnya.
NEXT: Gaya Hidup Buruk
Simak Video "Video: WHO Keluarkan Pedoman Baru Syarat Terapi GLP-1 untuk Obesitas"
(vyp/vyp)