Dalam tulisan berjudul Terapi Wicara Untuk Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Pada Anak Cerebral Palsy di Rumah Asuh & Rumah Belajar PNTC Karanganyar, terapi wicara biasa diterapkan pada anak dengan speech delay. Keterlambatan bisa diakibatkan gangguan fisik dan mental.
Untuk lebih jelasnya, artikel ini akan membahas seputar terapi wicara. Simak dan pahami sampai akhir!
Apa Itu Terapi Wicara?
Ada beberapa pengertian terkait terapi wicara:
1. Politeknik Kesehatan Surakarta
Terapi wicara dijelaskan sebagai cara atau metode untuk membangun keahlian bicara, memahami, dan berekspresi dengan bahasa verbal serta non verbal.
2. Laurence Urdang
Terapi wicara adalah perlakuan fisik untuk mengatasi masalah yang juga bersifat fisik, misal dengan memperbaiki pokok bicara. Terapi wicara juga diartikan sebagai penanganan terhadap penyakit atau gangguan lain.
3. Bambang Setyono
Speech therapy atau terapi wicara merupakan ilmu terkait tingkah laku komunikasi normal dan abnormal, untuk memberikan terapi pada pasien dengan gangguan tersebut. Hasilnya pasien bisa berkomunikasi dengan baik terhadap lingkungan sekitar.
4. Kemenkes RI
Terapi wicara adalah jenis penanganan untuk untuk mengatasi masalah bicara khususnya pada anak-anak. Terapi wicara juga digunakan banyak orang untuk meningkatkan kemampuan bicara dan mengekspresikan bahasa.
Ada dua hal yang dikembangkan dalam terapi wicara. Pertama, adalah mengoptimalkan koordinasi mulut agar menghasilkan suara untuk membentuk kata-kata. Kedua, adalah mengembangkan pemahaman berbahasa dan upaya seseorang mengekspresikan bahasa.
Apa yang Dilakukan Saat Terapi Wicara?
Dikutip dari tulisan berjudul Pelaksanaan Terapi Wicara Dalam Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Autis di Pusat Layanan Autis Provinsi Riau Kota Pekanbaru karya Nadiah Mustika Sari dari UIN Sultan Syarif Kasim, langkah-langkah terapi wicara secara umum adalah:
1. Latihan pernapasan
Tahap ini melatih kekuatan otot dada, diafragma, dan perut, serta koordinasi ketiganya sehingga bisa bernapas dengan baik.
2. Latihan pengucapan
Di tahap ini, organ artikulasi dilatih agar bisa mengucapkan kata dengan baik. Organ ini meliputi lidah, bibir, rahang, gigi, faring, epiglotus esofagus.
Latihan dimulai dari bunyi paling mudah yaitu -P- -B- -M- - T- -D- -N- -K- -G- -NG- -C- -J- -NY- -H- -S- -SY- -Y- -R- -L- -KH- yang diawali suara huruf vokal.
3. Latihan bahasa
Proses ini melatih diri untuk mengerti pembicaraan orang lain, nama-nama benda, dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi setiap hari.
4. Latihan phonasi
Pada latihan ini, pasien diarahkan untuk menghasilkan suara dengan baik serta meningkatkan kegunaan pita suara.
5. Latihan fungsi organ bicara
Proses latihan yang disebut diaddocho kinetic rate ini melatih pengucapan beberapa suku kata dengan cepat. Latihan ini meliputi:
- Pengucapan bunyi bahasa
- Pengucapan bunyi bahasa dalam kata
- Stabilisasi bunyi bahasa dalam kata
- Penggunaan kata dalam kalimat
- Mengucapkan pada diri sendiri (monolog)
- Mencoba dalam dialog dengan pasien lain
- Menggunakannya dalam komunikasi sehari-hari.
Alasan Melakukan Terapi Wicara
Melalui situs Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, dijelaskan bahwa kebanyakan yang melakukan terapi wicara adalah anak-anak. Ini akibat banyaknya anak-anak yang terlambat untuk bisa berbicara.
Meskipun demikian, orang dewasa yang terkena gangguan bicara atau kesulitan dalam memahami bahasa juga sering memilih untuk melakukan terapi wicara.
Berikut ini, adalah beberapa kategori gangguan bicara yang menyebabkan seseorang melakukan terapi wicara:
1. Ketidaklancaran Berbicara
Alasan melakukan terapi wicara yang pertama adalah akibat ketidaklancaran dalam berbicara. Tidak lancar bisa dilihat dari bagaimana seseorang mengulangi suku kata atau ucapan yang terganggu di huruf-huruf tertentu. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah gagap.
2. Gangguan dalam Artikulasi
Ketika seseorang mengalami kesulitan dalam menghasilkan suara atau mengucapkan sebuah kata, maka dianjurkan untuk melakukan terapi wicara. Ini biasanya lebih sering terjadi pada anak-anak.
3. Ketidakjelasan Suara atau Resonansi
Orang yang mengalami jenis gangguan ini akan merasa tidak nyaman hingga kesakitan ketika berbicara. Kondisi ini terjadi ketika suara atau resonansi yang tidak jelas dan juga volume yang cenderung kecil serta suara yang tidak jelas.
Selain gangguan dalam pengucapan, kondisi ini membuat seseorang juga mengalami gangguan dalam menerima perkataan dari orang lain. Sehingga sangat dianjurkan melakukan terapi wicara.
4. Gangguan Kosakata
Seseorang bisa saja melakukan terapi wicara akibat adanya gangguan kosakata. Terjadinya kesulitan secara bersamaan untuk membentuk sebuah kalimat.
Hal ini juga sering terjadi karena kurangnya jumlah kosa kata yang diketahui seseorang, terutama anak-anak. Bisa juga karena ketidakmampuan menempatkan kata secara tepat dalam sebuah pembicaraan.
5. Gangguan Kognitif
Gangguan ini bisa mempengaruhi kemampuan seseorang dalam membedakan, mengatur, dan memecahkan masalah yang dihadapi karena sulit berkomunikasi. Selain itu juga akan muncul gangguan memori, perhatian, dan persepsi.
6. Autisme
Terapi wicara sangat direkomendasikan untuk anak yang mengidap autisme. Gangguan autisme biasanya membuat seseorang mengalami sulit bicara dan berkomunikasi nonverbal.
7. Mutisme
Seseorang yang mengidap mutisme memang bisa berbicara normal ketika berada di rumah. Namun mereka akan enggan berbicara dengan orang lain di luar rumah, misalnya sekolah.
8. Kesulitan Memahami dan Mengolah Bahasa
Alasan lain seseorang harus melakukan terapi wicara adalah akibat kesulitan dalam memahami dan mengolah bahasa atau perkataan dalam pembicaraan bersama orang lain. Bahkan kondisi ini menyebabkan seseorang kesulitan memahami perintah yang sangat sederhana.
Jika kamu menyadari ada gangguan kondisi seperti di atas pada seseorang atau anak-anak sekitar kamu, akan lebih baik untuk melakukan terapi wicara sedini mungkin. Anak-anak juga bisa dibawa untuk pemeriksaan pada dokter jika belum bisa mengucapkan kata yang sangat sederhana di usia 12 bulan.
Terapi wicara ini bisa dilakukan oleh orangtua sendiri di rumah dengan berbagai cara yang santai dan menyenangkan. Seperti mengenalkan konsonan pada anak, bahasa isyarat, dan belajar mengucapkan kata yang jelas serta benar secara perlahan dan bertahap pastinya.
Orangtua bisa juga memutuskan untuk melakukan terapi wicara di rumah sakit atau klinik yang memiliki tenaga ahli terapi wicara profesional. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa membantu ya, detikers!
Simak Video "Video: WHO Keluarkan Pedoman Baru Syarat Terapi GLP-1 untuk Obesitas"
(row/row)