Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pihaknya akan melakukan monitoring daerah-daerah dengan tingkat polusi tinggi, sebagaimana diarahkan oleh Presiden RI Joko Widodo. Saat ini, pihaknya tengah fokus perihal penyakit yang berisiko muncul akibat polusi udara.
"Kita sekarang mempersiapkan untuk mendeteksi orang dengan penyakit asma, tuberkulosis, kanker paru, ada penyakit paru obstruktif kronis, itu lima penyakit paru yang disebabkan polusi udara," ujarnya saat ditemui detikcom di Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023).
Dalam kesempatan sebelumnya, dokter spesialis paru dr Erlina Burhan, SpP(K) sempat menyampaikan hal senada. Dipaparkannya, paparan polusi udara tidak hanya memicu penyakit pernapasan, melainkan juga penyakit kardiovaskular, hingga gangguan pertumbuhan pada anak.
"Polusi udara menjadi faktor risiko yang cukup tinggi dalam menyebabkan dan memperburuk penyakit respirasi, yaitu PPOK (36,6 persen), pneumonia (32 persen), asma (27,95 persen) kanker paru (12,5 persen) dan tuberkulosis (12,2 persen)," jelas dr Erlina lewat keterangan tertulisnya diterima detikcom, Kamis (10/8).
"Selain penyakit respirasi, pajanan jangka panjang terhadap polutan udara juga terbukti dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit lain, mencakup gangguan kardiovaskular, neurologis, psikologis, kulit, dan tumbuh kembang anak. Polusi udara menjadi salah satu faktor yang memicu timbulnya gangguan kardiovaskular berupa stroke, hipertensi, gagal jantung, dan penyakit jantung koroner," sambungnya.
Sedangkan pada anak, paparan polusi dalam jangka waktu panjang meningkatkan risiko gangguan perilaku agresif, hiperaktif, dan autisme.
Buat yang masih harus beraktivitas di tengah polusi, tentu sangat perlu menjaga kondisi tubuhnya dengan vitamin. Untuk yang mencari produknya, bisa cek DI SINI.
Simak Video "Video: Polusi Udara Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes "
(vyp/suc)