Belakangan viral dibahas soal klaim abal-abal SPF (Sun Protecting Factor) sejumlah sunscreen. Berawal dari ulasan yang dilakukan salah satu pengguna TikTok, dalam eksperimennya disebutkan beberapa sunscreen yang mengklaim SPF dalam produknya mencapai 50, sebenarnya hanya mengandung SPF 6 bahkan SPF 2.
Spesialis kulit dan kelamin dari Klinik Pramudia, dr. Anthony Handoko, SpKK, ikut berkomentar. Semakin tinggi SPF, durasi proteksi otomatis berlangsung lebih lama.
"SPF itu menunjukkan seberapa lama dia akan memproteksi bila di-apply ke kulit," ujarnya saat dihubungi baru-baru ini.
"Contoh SPF 30 itu artinya, dalam 10 menit kan kalau kita nggak pakai sunscreen terbakar (kulitnya). Kalau dipakai SPF 30, itu berarti durasi proteksinya hingga kita terbakar itu sekitar 30 kali. Jadi ketika kita menggunakan SPF 30, itu baru terbakarnya di menit ke 300," terangnya.
Apa Kata BPOM RI?
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) rutin melakukan pengawasan kosmetik berbahaya, tetapi sejauh ini belum ditemukan sunscreen ilegal yang berisiko memicu efek samping tidak diinginkan pada kulit.
Meski begitu, terkait kasus klaim SPF, BPOM RI mamstikan setiap produk yang sudah mengantongi izin edar dipastikan aman. Kualitas serta klaim produk dipastikan sudah terverifikasi dan teruji.
"Kalau imbauan kepada masyarakat tentunya pilih kosmetik yang sudah ternotifikasi di BPOM," pesan BPOM saat dihubungi detikcom Rabu (16/7/2023).
"Selalu Cek KLIK (Cek Kemasan, Label, Izin edar, dan Kedaluwarsa)," sambung dia.
Next: Bisakah Dilihat dari Ciri Fisik Sunscreen?
(naf/up)