Deteksi Kanker Paru Sudah pakai AI Nih, Dokter RI Kapan Ikutan?

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 23 Agu 2023 17:33 WIB
Ilustrasi deteksi kanker paru. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Natali_Mis)
Jakarta -

Sekitar 90 persen pasien kanker paru di Indonesia terlambat didiagnosis, kebanyakan dari mereka sudah di fase stadium lanjut sehingga peluang kesembuhan menjadi lebih rendah. Dari total 35 ribu kasus baru kanker paru di Indonesia, 30 ribu di antaranya meninggal dunia berdasarkan data Globocan 2020.

Executive Director di Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO) Prof Dr dr Elisna Syahruddin, SpP(K), PhD, Executive Director di Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO) menyebut hal itu menandakan skrining hingga deteksi dini selama ini masih diabaikan.

"Indonesia memiliki beban kesehatan besar untuk tatalaksana kanker paru tapi kematian akibat kanker paru tetap tinggi. Salah satu faktor tingginya angka kematian ini adalah sebagian besar penyakit didiagnosis pada staging lanjut," bebernya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (23/8/2023).

Maka usaha untuk menurunkan angka kematian ini dg terapi yang cepat dan tepat. Semua modalitas terapi telah tersedia, namun cara lain yg berefek positif dengan menemukannya dan memastikan diagnosis sedini mungkin melalui program skrining dan deteksi dini," sambung dia.

Prof Elisna kini mendorong pendeteksian kanker paru tidak lagi hanya melalui X-ray dada tradisional, melainkan menggunakan prosedur yang dinilai lebih canggih. Dikenal sebagai tomografi komputer berdosis rendah (LDCT).

Hal ini disebutnya berpengaruh pada penilaian risiko. Berdasarkan uji klinis di Amerika Serikat dengan melibatkan lebih dari 50.000 peserta, kematian akibat kanker paru disebut relatif menurun sekitar 20 persen dengan skrining LDCT, 247 kematian per 100.000 orang per tahun, dibandingkan dengan X-ray dada atau 309 kematian per 100.000 orang dalam satu tahun, karena deteksi kanker lebih awal.

Dengan terobosan teknologi baru, skrining kanker paru juga dapat dibantu dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), yang melibatkan penggunaan algoritma komputer.




(naf/up)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork