Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia 2023, Begini Sejarah dan Tema Peringatannya

Atta Kharisma - detikHealth
Senin, 13 Nov 2023 14:45 WIB
Ilustrasi antibiotik. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Ridofranz)
Jakarta -

Terdapat banyak momen peringatan penting yang dirayakan pada bulan November. Misalnya, Hari Diabetes Sedunia, Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Sedunia, Hari Jurnalis Internasional, Hari Televisi Sedunia, dan masih banyak lagi. Selain hari, ada juga pekan yang didedikasikan untuk memperingati momen penting, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan.

Salah satunya adalah Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia, atau World Antimicrobial Awareness Week. Pekan kesadaran yang diperingati dari 18-24 November ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di seluruh dunia akan resistensi antimikroba, serta mendorong praktik terbaik untuk menghindari munculnya kondisi akibat resistensi obat.

Dikutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), resistensi antimikroba adalah kondisi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit mengalami perubahan sehingga kebal terhadap obat yang diberikan. Akibatnya, infeksi yang terjadi semakin sulit dikendalikan dan meningkatkan tingkat keparahan, risiko penyebaran penyakit, hingga kematian.

Sejarah Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia

Pada 2011, sejumlah pemerintahan di Eropa mengadopsi aksi strategis untuk menangani resistensi antibiotik. Terinspirasi oleh langkah tersebut, forum Majelis Kesehatan Dunia ke-68 yang digelar pada 2015 kemudian mendukung aksi global untuk mengatasi persoalan resistensi antibiotik dan antimikroba lainnya.

Adapun tujuan dari aksi global tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang resistensi antimikroba, baik lewat kampanye komunikasi, edukasi, dan pelatihan yang efektif. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal tercetusnya Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia.

Pentingnya Kesadaran akan Resistensi Antimikroba

Dikutip dari laman Pace Hospital, resistensi antimikroba terjadi ketika patogen seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit mengalami mutasi sehingga kebal terhadap obat-obatan antimikroba. Akibatnya, obat antimikroba kehilangan efektivitasnya dan membuat penyakit akibat infeksi patogen tersebut semakin sulit, atau dalam beberapa kasus, mustahil untuk ditangani.

Kondisi seperti ini dapat mengancam efektivitas obat-obatan modern dalam menangani infeksi, termasuk jenis infeksi yang dapat terjadi di tengah-tengah operasi atau pengobatan kemoterapi untuk kanker. Menimbang hal tersebut, maka WHO memasukkan resistensi antimikroba ke dalam daftar 10 Bahaya Terbesar bagi Kesehatan Masyarakat Global.

Tema Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia 2023

Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia 2023 mengangkat tema yang sama dengan tahun sebelumnya, yakni 'Preventing Antimicrobial Resistance Together'. Tema ini memiliki makna bahwa resistensi antimikroba adalah sesuatu yang harus menjadi perhatian pemangku kepentingan dari seluruh sektor, termasuk kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, serta lingkungan.

Pasalnya, resistensi antimikroba adalah sebuah ancaman tak hanya bagi manusia, tapi juga makhluk hidup lainnya. Karena itu, melalui tema tersebut seluruh sektor diajak untuk berkolaborasi dalam menjaga efektivitas obat-obat penting tersebut.



Simak Video "5 Faktor Kendala Penanganan Pasien dengan Infeksi AMR "

(ath/suc)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork