.webp)
Artis Nanie Darham meninggal dunia pada Sabtu (21/10/2023) pasca menjalani operasi sedot lemak di salah satu klinik di Jakarta Selatan. Nanie dilaporkan tidak sadarkan diri ketika operasi tengah berlangsung. Setelah kondisinya drop, ia langsung dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.
Saat ini, Polres Metro Jakarta Selatan tengah menyelidiki terkait dugaan malpraktik dari prosedur operasi sedot lemak tersebut.
"Selanjutnya, korban dibawa ke rumah sakit. Ditangani di IGD di rumah sakit di daerah Barito dan dinyatakan korban meninggal dunia," ujar Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi kepada wartawan, dikutip detikNews, Selasa (28/11/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Operasi sedot lemak merupakan salah satu prosedur yang dilakukan untuk mengurangi lemak di tumpukan area-area tertentu. Biasanya prosedur ini dilakukan pada perut bagian bawah, lengan, paha, leher, dan punggung.
Terlepas dari kejadian yang menimpa Nanie Darham, spesialis bedah plastik Prof Dr dr David Sontani Perdanakusuma, SpBP-RE(K) menjelaskan prosedur sedot lemak merupakan salah satu bentuk prosedur nilai tambah. Tujuannya adalah untuk memperbaiki bentuk tubuh yang secara estetika kurang baik.
"Prosedur sedot lemak itu adalah prosedur yang dilakukan untuk mengurangi lemak di tumpukan area-area tertentu yang secara estetik mengganggu," ujar Prof David ketika dihubungi detikcom, Selasa (28/11/2023).
Prof David menjelaskan syarat untuk bisa melakukan prosedur sedot lemak bisa dikatakan mudah. Hal ini karena prosedur sedot lemak termasuk operasi yang ditujukan untuk orang sehat. Menurutnya, selama orang tersebut sudah dewasa dan dalam kondisi sehat, maka prosedur sedot lemak dapat dilakukan.
"Operasi orang sehat ya seperti hari-hari biasa ya berjalan seperti biasa. Syaratnya adalah dewasa dan sehat. Jadi secara umum kategori estetik itu demikian. Terus tentunya tidak punya penyakit-penyakit yang akan membahayakan prosedur," jelasnya.
"Biasanya penyakit yang tidak disarankan itu seperti hipertensi, sakit jantung, dan masalah pernapasan. Jika tidak dilakukan dengan benar, dapat menimbulkan risiko komplikasi ya. Tapi angka kejadiannya sangat-sangat kecil," pungkasnya.
(avk/naf)
