Dunia kini digegerkan oleh merebaknya penyakit pneumonia 'misterius' di China yang marak menyerang anak-anak, dan dikabarkan sudah merembet ke sejumlah negara di Eropa. Disebut-sebut, penyakit ini disebabkan oleh sejumlah patogen virus dan bakteri, salah satunya Mycoplasma pneumoniae.
Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan, SpP, menjelaskan, Mycoplasma pneumoniae ini sebenarnya sudah lama ada di Indonesia. Hanya saja, karena tidak ada pemeriksaan yang rutin, infeksi bakteri ini cuma diketahui ketika dilakukan penelitian.
"Mycoplasma ini adalah bakteri yang berukuran kecil sekali, memiliki genomen pendek 0,58 hingga 2,20 dan penularannya melalui cairan droplet. Jadi penularannya melalui droplet dan ini adalah airborne disease karena droplet ada di udara dan terhirup oleh manusia," terangnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (1/12/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejalanya Relatif Ringan
Dengan kondisi bakteri ini sebenarnya sudah lama ada, dr Erlina menjelaskan, orang-orang dewasa yang terinfeksi bakteri ini cenderung mengalami gejala yang ringan. Karena itulah, dokter dan pemerintah selama ini tidak menindaklanjuti kasus infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae sebagai sesuatu yang amat serius.
Namun lain halnya dengan kasus infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae pada anak, gejalanya mungkin lebih berat. Terutama jika anak memiliki riwayat asma dan alergi, ada kemungkinan anak akan mengalami penyempitan saluran napas sehingga timbul gejala sesak napas.
"Kita ketahui bahwa mycoplasma ini pada orang dewasa, bedanya dengan anak, pada orang dewasa ini gejalanya ringan-ringan saja. Jadi saya sebutkan memang ada batuk, demamnya tidak terlalu tinggi, kemudian juga dahaknya tidak banyak dengan warna hijau atau kekuningan atau kecoklatan tapi warnanya bening. Leukositnya nggak naik," tutur dr Erlina.
"Intinya, biasanya ringan-ringan saja. Makanya pemerintah dan dokter tidak terlalu menganggap ini hal yang serius, karena kesembuhannya tinggi, tidak perlu dirawat, cukup istirahat di rumah. Minum obat-obat simptomatis saja seperti obat flu dan juga misalnya paracetamol, dan minum yang cukup, istirahat yang cukup," pungkasnya.
(vyp/vyp)











































