Gejala stroke bisa terjadi kapan saja, tetapi banyak kasus menunjukkan serangan lebih sering dilaporkan pada pagi hari ketika bangun tidur. Dokter spesialis bedah saraf dr Nur Setiawan Suroto MD., Ph.D IFAANS menyebut hal ini berkaitan dengan irama sirkadian tubuh, saat tekanan darah berada di angka paling tinggi pagi hari.
"Memang seringkali stroke itu ditemui pada pagi hari. Kenapa? Karena saat itu ada lonjakan tensi, tekanan darah tinggi, itu yang mengakibatkan serangan stroke terjadi pada pagi hari," beber dr Iwan kepada detikcom, Jumat (2/2/2024).
"Ada namanya irama sirkadian, di mana saat pagi itu tekanan darah kemudian nadi denyut jantung itu punya waktu berbeda-beda. Pada pagi hari seringkali tensi (tekanan darah) naiknya di situ. Makanya dokter jantung kadang kalau menanyakan tekanan darah itu kadang-kadang tekanan darah pada pagi hari berapa," imbuhnya.
Menurutnya, keterkaitan tersebut tidak lantas memastikan serangan stroke selalu terjadi di pagi hari. Bergantung dari tekanan darah masing-masing orang di setiap waktu, bisa jadi berada di angka paling tinggi pada siang, atau malam hari.
"Sebenarnya tekanan darah itu fluktuatif ya. Kalau ada aktivitas yang membuat tekanan darah tinggi di malam hari atau sore hari, maka serangan stroke pun bisa muncul di waktu tersebut," jelasnya.
"Pagi hari ketika bangun tidur bisa terjadi karena sistem sirkadian yang fluktasi tingginya terjadi pada pagi hari," pungkas dr Iwan.
Gejala stroke di pagi hari meliputi keluhan seperti kelemahan pada salah satu sisi tubuh saat bangun dari tempat tidur, salah satu sisi wajah terkulai saat bercermin, atau kesulitan berbicara dengan seseorang.
Simak Video "Video: Seusai Stroke Ringan, Kak Seto Diminta Istirahat hingga 2 Bulan"
(naf/kna)