Penuh Semangat! Pasien Gagal Ginjal Tetap Nyoblos Meski Sedang Cuci Darah

Penuh Semangat! Pasien Gagal Ginjal Tetap Nyoblos Meski Sedang Cuci Darah

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 14 Feb 2024 14:09 WIB
Penuh Semangat! Pasien Gagal Ginjal Tetap Nyoblos Meski Sedang Cuci Darah
Pasien gagal ginjal. (Foto: detikHealth/Nafilah S)
Jakarta -

Semangat untuk tidak menjadi bagian dari golongan putih (golput) bukan hanya datang dari mereka dengan kondisi bugar dan fit. Sejumlah pasien gagal ginjal juga ikut andil memberikan suara, bahkan di tengah proses cuci darah.

Dalam pantauan detikcom Rabu (14/2/2024) ada lebih dari lima pasien gagal ginjal yang menjadi daftar pemilih tetap (DPT) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Bertempat di Gedung CMU 1, lantai 8, petugas KPPS mendatangi satu per satu pasien memberikan bantuan dan arahan proses pencoblosan.

Hans Tondawani, pria berusia 60-an yang seharusnya memilih berdasarkan domisili di Bekasi, menjadi salah satu pasien HD (Hemodialisis) yang mencoblos di RSCM. Di balik bilik pemilihan yang dibawa ke ruangan cuci darah, Hans mengikuti pemilihan presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditanya mengapa Hans masih memiliki semangat untuk mengikuti pemilu 2024, harapannya kurang lebih sama dengan masyarakat umum.

"Siapapun yang terpilih, semoga dia bisa membangun negeri ini, negara Indonesia," katanya kepada detikcom Rabu (14/2).

ADVERTISEMENT

Hans mengaku terbantu dengan petugas di RSCM yang ikut mengurus perpindahan DPT.

Hal serupa dialami Siskawati, lansia 66 tahun ini sudah lebih dari tiga tahun menjadi pasien hemodialisis. Kebetulan, jadwal cuci darahnya 'pas' dengan hari pemungutan suara.

"Saya masih semangat nyoblos," beber dia.

"Semoga harga-harga pangan nanti bisa murah," lanjutnya.

Sayangnya, ada beberapa pasien hemodialisis yang sudah lebih dulu pulang sehingga tidak mengikuti proses pemilu, lantaran menunggu terlalu lama.




(naf/up)
Pemilu Sehat dan Happy
14 Konten
Gelaran pemilu tak jarang memberikan dampak pada kesehatan mental. Jika tidak hati-hati, risiko stres dan bahkan depresi bisa menghantui.

Berita Terkait