Menjaga kebutuhan nutrisi dengan pilihan makanan yang baik penting untuk diperhatikan demi membantu penyembuhan anak-anak penderita kanker. Namun, masing-masing anak memiliki kebutuhan nutrisi yang spesifik sehingga dibutuhkan konsultasi tepat agar Anda bisa memilih yang aman bagi mereka.
Dalam Talkshow Hari Kanker Anak Internasional #BeraniGundul 2024 di Gandaria City, Jakarta Selatan, pada Minggu (3/3) lalu, Pengawas dan Dietisian Rawat Inap RS Kanker Dharmais Dessy Wulandary, SST RD menegaskan orang tua berperan penting menjaga pola makan anak. Terlebih bagi anak penderita kanker di masa post-kemoterapi.
Menurutnya, ada banyak hal yang harus diperhatikan saat menyiapkan menu makan pasien kanker anak di masa post-kemoterapi. Ia menekankan orang tua harus memahami makanan yang akan diberikan dan makanan favorit sang anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain isinya, orang tua juga harus memperhatikan porsi penyajiannya yaitu dalam porsi kecil yang sering dengan kandungan tinggi protein serta kalori.
Dessy pun mengingatkan agar orang tua tidak selalu mengandalkan fast food. Tidak dipungkiri, fast food memang cepat disajikan tetapi memiliki dampak yang tidak baik untuk gizi anak.
"Orang tua jangan malas masak. Mulai masak makanan murah tapi tetap sehat. Jangan selalu mengandalkan makanan siap saji. Mulai sajikan makanan dengan kandungan tinggi serat serta buah-buah," tutur Dessy.
Dilansir dari kidshealth.org, secara umum anak-anak penderita kanker mengalami peningkatan kebutuhan akan nutrisi seperti protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, serta lemak sehat. Protein diketahui mampu membantu memperbaiki jaringan tubuh, membangun sel darah, juga membangun kembali sistem kekebalan tubuh. Terlebih pasca kemoterapi agar anak lebih cepat pulih.
Selain itu, karbohidrat juga dibutuhkan sebagai sumber energi yang dapat membantu menjaga fungsi organ. Lemak sehat pun diperlukan untuk menyimpan energi, melindungi jaringan tubuh, dan membawa vitamin tertentu ke seluruh aliran darah. Lemak juga kaya akan kalori yang dibutuhkan bagi anak yang mungkin mengalami penurunan berat badan selama pengobatan.
Tak hanya penting memerhatikan kandungan nutrisi, penting juga untuk memastikan kemasan dalam produk makanan yang diberikan aman dari kandungan berbahaya. Misalnya, bahaya paparan senyawa Bisphenol A (BPA) yang banyak digunakan dalam pembuatan plastik untuk kemasan makanan atau minuman.
Jurnal National Library of Medicine berjudul 'A Comprehensive Review on The Carcinogenic Potential of Bisphenol A: Clues and Evidence' menemukan paparan BPA berdampak signifikan pada pertumbuhan, kelangsungan hidup, proliferasi, invasi, dan migrasi berbagai jenis sel dalam tubuh, tak terkecuali sel kanker. Bahkan, paparan BPA juga dapat memfasilitasi resistensi kemoterapi terhadap obat antikanker.
Temuan di atas masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Namun tak sedikit penelitian yang menunjukan potensi paparan BPA dalam karsinogenesis atau proses pembentukan sel kanker.
Oleh karena itu, ada baiknya bagi para orang tua untuk senantiasa menjaga nutrisi anak dan tidak mengabaikan keamanan isi serta kemasan produk yang akan dikonsumsi anak. Salah satunya dengan menghindari paparan BPA yang berisiko terhadap kanker, tak terkecuali bagi anak-anak.
(anl/ega)











































