Deretan Organ Babi yang Pernah Dicangkokkan ke Manusia, Jantung hingga Hati

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Rabu, 20 Mar 2024 05:02 WIB
Para dokter di China telah melakukan cangkok hati babi ke manusia (Foto: Air Force Medical University)
Jakarta -

Transplantasi organ biasanya dilakukan dari manusia ke manusia. Namun belum lama ini peneliti melakukan eksperimen transplantasi organ hewan, seperti jantung hingga hati babi ke manusia.

Selama bertahun-tahun, peneliti melakukan pengamatan terhadap penggunaan organ hewan sebagai pengganti organ manusia. Harapannya, kelak organ hewan dapat membantu dunia medis dalam menyelamatkan lebih banyak nyawa manusia.

Dengan keterbatasan donasi organ manusia, peneliti dan ahli medis mencari berbagai kemungkinan transplantasi menggunakan donor organ dari lintas spesies. Hewan yang dijadikan donor pun juga harus memenuhi sejumlah kriteria.

Dikutip dari jurnal Animal Organs for Human Transplantation oleh Marlon F Levy, MD, para ahli mempertimbangkan karakteristik hewan yang disukai dan layak menjadi donor organ. Pertama, hewan harus memiliki anatomi dan fisiologi yang sesuai agar organ yang dimaksud dapat berfungsi dengan baik pada manusia. Selanjutnya, tidak boleh ada kemungkinan penularan lintas spesies dari hewan ke manusia.

Donor organ hewan yang ideal juga harus tahan terhadap penyakit manusia (terutama virus). Selain itu, spesies hewan ini harus murah untuk diberi makan dan berkembang biak, dengan waktu kehamilan yang singkat dan banyak kelahiran per kelahiran untuk mencapai skala ekonomi. Hewan seperti itu juga tidak boleh menimbulkan hambatan imunologis terhadap transplantasi ke manusia. Pada akhirnya, penggunaan hewan ini dengan cara seperti ini seharusnya hanya menimbulkan sedikit atau tidak ada kontroversi etika.

Meski begitu, menurut Marlon dalam jurnalnya, belum ada hewan yang memenuhi semua kriteria ideal di atas. Namun ada beberapa hewan yang sudah diujikan pada manusia, salah satunya babi. Bahkan beberapa waktu belakangan ini jantung hingga hati babi sudah di-eksperimen sebagai donor transplantasi ke manusia. Berikut sejumlah kasusnya.

Donor Jantung Babi ke Manusia

Kasus donor jantung babi ke manusia pertama kali dilakukan terhadap pria di Amerika Serikat bernama David Bennett yang berusia 57 tahun. Ia menerima transplantasi jantung babi pada 7 Januari 2022 dan meninggal dua bulan setelahnya, tepat pada 8 Maret 2022.

"Kondisinya mulai memburuk beberapa hari lalu. Setelah jelas dia tidak akan pulih, dia diberikan perawatan paliatif yang penuh kasih. Dia dapat berkomunikasi dengan keluarganya selama waktu-waktu terakhirnya," jelas University of Maryland Medical System (UUMS), lembaga yang menangani transplantasi tersebut, dalam sebuah pernyataan.

Pihak rumah sakit mengatakan jantung yang ditransplantasikan itu bisa bekerja dengan sangat baik selama beberapa minggu usai operasi. Selama itu tidak ada tanda-tanda penolakan.

Akan tetapi, beberapa minggu kemudian setelah operasi, ia mengalami kegagalan fungsi jantung tanpa tanda penolakan akut yang jelas. Serangan jantung yang tiba-tiba menyebabkan kematiannya dua bulan setelah transplantasi.

Sejak saat itu, tim transplantasi telah melakukan studi ekstensif ke dalam proses fisiologis yang menyebabkan gagal jantung untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat dicegah pada transplantasi di masa mendatang untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan jangka panjang.

Sebelumnya, Bennett masuk ke rumah sakit di negara bagian Maryland, AS, pada bulan Oktober 2021 lalu. Selama dirawat, ia hanya bisa berbaring dengan berbagai alat untuk membantunya agar bisa tetap hidup.

Tak sampai di situ, UUMS melakukan transplantasi jantung babi ke manusia untuk kedua kalinya pada 20 September 2023. Kali ini, pasien yang menerima transplantasi tersebut adalah pria bernama Lawrence Faucette.

Jantung yang diberikan kepada Faucette telah dimodifikasi untuk menghilangkan gen babi tertentu sekaligus menambahkan gen manusia untuk membantu mencegah penolakan.

Awalnya pria yang saat itu berusia 58 tahun ditolak melakukan transplantasi jantung lantaran penyakitnya yang sangat parah. Veteran Angkatan Laut itu hampir meninggal dunia akibat gagal jantung dan komplikasi medis yang memperburuk kondisinya. Ia mengalami penyakit pembuluh darah perifer dan komplikasi perdarahan internal.

Akibat kondisinya yang parah itu membuat Faucette ditolak oleh berbagai program donor organ manusia karena tidak memenuhi syarat. Ia masuk UMMC pada 14 September setelah mengalami gejala gagal jantung.

Namun enam minggu kemudian pasca operasi, pasien bernama Lawrence itu baru mulai mengalami tanda-tanda penolakan pada tubuhnya terhadap jantung babi dalam beberapa hari sebelum kematiannnya pada Senin (30/10/2023).

Sebelum meninggal, ia mengalami kemajuan yang baik dalam terapi fisik untuk mendapatkan kembali kemampuan berjalan.Bahkan memiliki energi untuk bermain kartu dengan istrinya, menurut pusat medis.

"Tidak ada yang tahu mulai saat ini dan seterusnya. Setidaknya sekarang saya punya harapan dan saya punya kesempatan," kata Faucette sesaat sebelum operasinya pada bulan September, dikutip dari NY Post.

NEXT: donor ginjal hingga hati babi ke manusia




(suc/up)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork