Jangan Tergiur Harga Promo! Ini Aturan Pilih Klinik Kecantikan Sebelum Sedot Lemak

Jangan Tergiur Harga Promo! Ini Aturan Pilih Klinik Kecantikan Sebelum Sedot Lemak

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Rabu, 31 Jul 2024 11:59 WIB
Jangan Tergiur Harga Promo! Ini Aturan Pilih Klinik Kecantikan Sebelum Sedot Lemak
Ilustrasi operasi sedot lemak. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ake1150sb)
Jakarta -

Seorang selebgram asal Medan, Sumatera Utara, meninggal dunia pasca melakukan operasi sedot lemak. Dia dilaporkan sempat dibawa ke rumah sakit sebelum akhirnya dinyatakan meninggal.

Sedot lemak atau liposuction adalah prosedur pembedahan invasif yang bertujuan menghilangkan sebagian lapisan lemak di bawah kulit tertentu. Sedot lemak ini bukan bertujuan untuk menurunkan berat badan.

Spesialis bedah plastik rekonstruksi estetik dr Qory Haly, SpBP-RE mengatakan sedot lemak memiliki berbagai risiko sehingga penting untuk pasien jujur akan kondisinya sebelum melakukan prosedur tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Adanya risiko ini disebabkan penanganan pembiusan dan pembedahan. Pembiusan tentunya ada interaksi obat bius jadi pasien harus jujur mengenai konsumsi obat-obatan yang diminum. Harus jujur karena ada risiko interaksi obat," kata dr Qory dalam diskusi daring, Rabu (31/7/2024).

Selain itu pasien juga harus bisa memilah dan memilih dokter serta klinik yang dituju sebelum melakukan sedot lemak. Dokter yang berhak melakukan tindakan bedah plastik estetik hanya dokter yang memiliki kompetensi tambahan seperti estetika lanjut.

ADVERTISEMENT

Terlebih aturan terbaru yang teruang di PP Nomor 28 tahun 2024 di pasal 396 bahwa bedah plastik rekonstruksi dan estetika hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis dan mempunyai keahlian dan kewenangan.

"Jangan sampai kita tertarik oleh promo tersebut kita tahu bahwa yang bisa melakukan ini hanya fasilitas kesehatan yang terakreditasi seperti klinik utama dan rumah sakit," tegasnya.




(kna/up)
Petaka Sedot Lemak
10 Konten
Sedot lemak bukan tanpa risiko. Jika dilakukan bukan oleh pakar yang kompeten di bidangnya, maka tidak ada jaminan bebas komplikasi. Pada beberapa kasus viral, nyawa jadi taruhannya.

Berita Terkait