Health Singapore Agency atau otoritas kesehatan Singapura telah menyita krim pemutih asal Thailand. Krim tersebut banyak digunakan untuk mencerahkan bagian lipatan dalam tubuh, utamanya area ketiak.
Produk yang disita HSA adalah krim pemutih Q-nic Care. Pasalnya, produk tersebut mengandung kadar merkuri sangat tinggi berdasarkan uji analisis 25 Oktober kemarin. Selain itu, HSA mengidentifikasi kandungan steroid dan pengawet kuat yang sebetulnya dilarang dalam krim kosmetik.
Dikutip dari The Guardian, HSA telah menyita semua produk yang dijual oleh sebuah toko bernama Beauty & Bath di Lucky Plaza. Produk tersebut sebenarnya juga kerap dijual di platform e-commerce lokal populer.
Krim selama ini dijual dengan klaim aman, alami, tidak beracun, dan tidak berbahaya bagi kulit. Produk tersebut juga diklaim dapat mengatasi bau badan serta memutihkan dan menghaluskan kulit.
Nyatanya, merkuri, logam berat yang beracun, dilarang digunakan sebagai bahan dalam produk kosmetik. Efek yang bisa muncul tidak main-main, bisa berupa ruam, iritasi kulit, dan bercak-bercak.
Merkuri yang terserap melalui kulit juga dapat menyebabkan mati rasa, pusing, dan sakit kepala. Penggunaan jangka panjang dapat menjadi racun bagi ginjal, sistem pencernaan, dan saraf, yang menyebabkan kerusakan organ.
HSA menambahkan krim tersebut juga mengandung steroid betametason valerat, yang biasanya diresepkan untuk kondisi peradangan. Penggunaan steroid tanpa pengawasan dalam jangka panjang dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas, penipisan kulit, dan sindrom putus steroid.
Steroid tersebut juga dapat terserap ke dalam tubuh dan menyebabkan "moon face", yang juga dikenal sebagai sindrom cushing, serta tekanan darah tinggi, katarak, dan gangguan otot dan tulang. Pengawet triclosan, yang dilarang dalam krim kulit kosmetik, juga terdeteksi dalam krim tersebut. Hal ini dapat menyebabkan iritasi kulit.
Simak Video "Video Ini 23 Produk Skincare Berbahaya! Picu Kanker-Ginjal Rusak"
(naf/up)