Sebanyak 52 peserta program pendidikan dokter spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit (hospital based) angkatan pertama mulai mengikuti orientasi pendidikan. Ada enam rumah sakit yang jadi penyelenggara utama pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit (hospital based).
Enam rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit (RS) Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, RS Ortopedi Prof Dr R Soeharso Surakarta, RS Pusat Otak Nasional Jakarta, RS Mata Cicendo Bandung, RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta, serta RS Kanker Dharmais Jakarta.
"Saya mau putra daerah yang rumah sakitnya masih kosong dokter spesialisnya dikasih kesempatan untuk (program PPDS berbasis rumah sakit) ini," ujar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, Kamis (6/2/2025).
Adapun program pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit merupakan inisiatif Kementerian Kesehatan mengatasi kekurangan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Sebanyak 38 persen RS Umum Daerah (RSUD) di Indonesia diketahui belum memiliki tujuh dokter spesialis dasar, yakni spesialis penyakit dalam, anak, anestesi, kebidanan dan kandungan, bedah, radiologi, dan patologi klinik.
Menurut Menkes, meski distribusi dokter yang tak merata menjadi persoalan, jumlah dokter ada tidak akan mampu mengisi kebutuhan dokter di seluruh wilayah Indonesia.
Di sisi lain, ia juga menegaskan setiap Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSPPU) harus memastikan tidak ada tindak perundungan selama proses pendidikan dokter spesialis ini.
"Setiap enam bulan teman-teman (PPDS) akan di-screening jiwa. Kalau ada indikasi, kita akan turun ke (rumah sakit) sana dan akan ada monitoring juga," tuturnya.
Simak Video "Video: Upaya Kemendiktisaintek Perkuat Sektor Kesehatan RI"
(suc/kna)