Banyak orang dengan tekanan darah tinggi merasa belum perlu minum obat karena masih merasa sehat. Padahal, ada batas atau kondisi tertentu yang mengharuskan seseorang minum obat.
Spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospital Agora, dr Gustaf David Sinaka Sitorus, SpJP, mengatakan tensi darah fluktuatif. Untuk mendapat hitungan tensi akurat, harus diukur dalam kondisi yang tenang.
"Jadi, yang disebut darah tinggi itu kalau pasien memang diukur dalam kondisi istirahat. Jadi, bukan habis jalan-jalan. Duduk dulu 5-10 menit, tenang, baru ditensi," bebernya pada detikcom, Rabu (10/12/2025).
Idealnya, pengukuran untuk mendapatkan tensi darah yang akurat, perlu dua kali diperiksa. Hal ini dilakukan untuk menentukan terapi atau pengobatan yang tepat.
dr Gustaf mengungkapkan jika tensi darahnya tinggi tanpa adanya faktor risiko, bisa saja tidak mengonsumsi obat. Namun, jika tensinya melampaui 140 dan memiliki riwayat diabetes hingga kolesterol, sudah saatnya minum obat.
"Tapi, kalau misalnya baru darah tinggi saja, tapi faktor risiko lain bisa kita modifikasi. Contohnya, kalau penurunan berat badan, konsumsi garam, atau pola tidur berubah," kata dia.
"Kalau diturunin (faktor risikonya) terus tensinya normal, ya buat apa minum obat. Jadi, multifaktorial," sambungnya.
(sao/naf)