Sembarangan 'Diet Yoyo' Berulang-ulang, Efek Buruknya Sampai ke Jantung

Sembarangan 'Diet Yoyo' Berulang-ulang, Efek Buruknya Sampai ke Jantung

Ajeng Anastasia Kinanti - detikHealth
Rabu, 16 Nov 2016 14:30 WIB
Sembarangan Diet Yoyo Berulang-ulang, Efek Buruknya Sampai ke Jantung
Foto: iStock/Womens Healt Mag
Jakarta - Mereka yang ingin menurunkan berat badan secara cepat seringkali memilih cara yang salah, akibatnya berat badan pun jadi naik turun. Efek diet yoyo ini rupanya bisa sampai mengganggu kerja jantung lho.

Seperti disampaikan oleh Dr Somwail Rasla dari Brown University, bahwa berulang kali menurunkan berat badan dapat meningkatkan risiko wanita mengalami serangan jantung.

Selain itu, mereka juga mengalami kenaikan risiko kematian akibat penyakit jantung koroner hingga 66 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berat badan naik turun secara ekstrem pada wanita dewasa pascamenopause dapat meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung mendadak, juga meningkatkan risiko penyakit jantung itu sendiri. Tapi tentu saja diperlukan penelitian lebih lanjut," imbuh Rasla.

Baca juga: The Rainbow Diet, Tren Diet Warna-warni untuk Tubuh Langsing dan Sehat

Sindrom diet yoyo dikatakan oleh nutrisionis Jansen Ongko sering dialami oleh mereka yang gemar menjalani diet ekstrem, alias memangkas porsi makan secara drastis demi mendapatkan tubuh langsing secara cepat.

"Bila Anda pernah melakukan diet ekstrem secara berulang, makan berhati-hatilah karena bisa jadi tanpa disadari sudah terjebak dalam sindrom ini. Semakin lama mengalami sindrom yoyo, maka semakin sulit Anda menurunkan berat badan," imbuh nutrisionis lulusan California State University, Los Angeles ini.

Selain efek tersebut, nutrisionis Karen Ansel dan Jessica Cording juga menjelaskan kepada Daily Mail bahwa salah satu efek lain dari sindrom diet yoyo yang terus terjadi yakni konstipasi.

Baca juga: Jangan Tunggu Lapar! Agar Tak Kalap, Pilih Menu Sebelum Waktunya Makan Tiba

"Konstipasi muncul akibat melambatnya metabolisme. Saat makanan yang diasup mendadak sedikit, metabolisme tubuh melambat dan kurang efisien mencerna. Kondisi ini bisa berlanjut bahkan ketika pola makan kembali normal. Kondisi ini kemudian berujung pada sembelit," tutur Ansel. (ajg/vit)

Berita Terkait