Bersepeda setiap hari dengan melewati berpuluh-puluh kilometer jalanan tanpa jalur khusus dianggap kurang nyaman bagi Tasya, satu-satunya kuris sepeda wanita di jasa pengiriman Westbike Messenger Service (WMS) Bandung.
"Nggak nyaman, tapi bagaimana lagi, kita juga harus sharing jalan dengan pengguna jalan lainnya," ujarnya saat dihubungi detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu pernah hampir keserempet. Jalan juga berlubang, ban aku kan tipis, jadi gampang kempes karena bawa beban berat," cerita Tasya.
Bukan hanya Tasya, hal serupa juga dialami Adi Utomo, kurir sepeda WMS di Jakarta yang sudah menjajaki pekerjaan ini selama sekitar satu tahun belakangan.
Adi bercerita pernah mengalami kecelakaan hingga tulang bahunya patah. Tak menampik, jalur sepeda di Ibu Kota pun dianggapnya cukup kurang.
"Mungkin buat yang baru start akan fokus pada kurangnya jalur sepeda. Bukannya nggak concern ke sana, jalur khusus Busway yang separatornya tinggi saja masih diterobos juga. Nah, jalur sepeda sendiri malah dipakai parkir," keluhnya.
Keinginan akan penambahan jalur khusus sepeda pun ada di benak Adi. Namun, kesadaran akan pengguna jalan lain lah yang lebih diharapkan Adi untuk lebih meningkat.











































