5 Fakta Alergi Olahraga, Beneran Ada dan Berbahaya

5 Fakta Alergi Olahraga, Beneran Ada dan Berbahaya

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Minggu, 13 Des 2020 09:57 WIB
5 Fakta Alergi Olahraga, Beneran Ada dan Berbahaya
Alergi olahraga beneran ada dan berbahaya, tapi bukan alasan untuk mager (Foto: iStock)
Jakarta -

Memilih rebahan dengan alasan alergi olahraga mungkin terdengar mengada-ada. Tapi bagi beberapa orang, kondisi ini sungguh-sungguh ada dan bisa mengancam jiwa.

Sebuah kondisi langka yang dikaitkan dengan alergi olahraga adalah exercise-induced anaphylaxis (EIA). Kondisi ini pertama kali dilaporkan tahun 1979 dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology, dan diperkirakan 50 dari 100.000 orang mengalaminya.

"EIA adalah kasus langka yang terjadi saat orang mengalami reaksi alergi yang mengancam nyawa termasuk bersih, ruam, sesak napas, dan syok," jelas Purvi Parikh, MD, ahli alergi di New York University Langone Health, dikutip dari Health.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa fakta alergi olahraga terangkum sebagai berikut.

1. Gejala alergi olahraga

Gejala umum yang dilaporkan adalah seperti alergi pada umumnya, termasuk gatal, biduran, dan bengkak di bawah permukaan kulit atau angioedema. Pada kondisi yang parah, bisa disertai sesak napas dan hilang kesadaran.

ADVERTISEMENT

2. Penyebab alergi olahraga

Tidak diketahui pasti penyebabnya, tetapi yang jelas bukan karena malas olahraga. Beberapa teori mengaitkannya dengan makanan yang dikonsumsi dalam 3 jam sebelum olahraga, sehingga ada istilah food-dependent exercise-induced anaphylaxis (FDEIA).

Penggunaan obat tertentu seperti anti-inflamasi non steroid (AINS) juga dikaitkan dengan alergi olahraga.

3. Faktor risiko

EIA atau alergi olahraga bisa terjadi pada semua kelompok umur, tetapi paling banyak ditemukan di usia belasan hingga 20-an tahun. Ras tidak berpengaruh, tetapi jenis kelamin mungkin berhubungan dengan risiko. Wanita dilaporkan 2 kali lebih rentan.

4. Tidak berhubungan dengan tingkat kebugaran

Sejauh ini tidak ada kaitan antara tingkat kebugaran dengan risiko EIA atau alergi olahraga. Riwayat dalam keluarga malah lebih mungkin berhubungan.

Bisakah alergi olahraga diobati? Simak di halaman berikutnya.

5. Bisakah diobati?

Pengobatan yang ada saat ini sama seperti pengobatan untuk alergi maupun sesak napas pada umumnya, antara lain dengan pemberian antihistamin dan steroid sistemik. Sedangkan untuk pencegahan alergo olahraga, beberapa tips bisa diterapkan.

  • sebelum olahraga, menghindari makanan yang bisa memicu alergi
  • menghindari obat-obatan yang bisa memicu alergi
  • berolahraga tidak di tempat terlalu panas, terlalu dingin, atau di lingkungan dengan kelembaban tinggi.
Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kondisi Anak Alergi Makanan yang Harus Segera Dibawa ke IGD"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait