Binaragawan di Rusia meninggal dunia di usia 35 tahun setelah menyuntikkan 'pembesar otot' ke tubuhnya. Hal ini membuat ototnya membengkak hingga ukuran yang tidak masuk akal.
Insiden ini dialami Nikita Tkachuk yang sempat memenangkan gelar Master of Sports di Rusia saat usia 21 tahun. Sampai akhirnya, ia mulai beralih ke suntikan synthol ke tubuhnya.
Tkachuk yang dijuluki 'Hulk' juga menandatangani kontrak dengan perusahaan farmasi untuk mengiklankan produk mereka. Kontrak itulah yang membuatnya tidak bisa menghentikan suntikan synthol ke tubuhnya.
Sekitar dua tahun lalu, Tkachuk mengaku sangat menyesal telah menyuntikkan synthol ke ototnya. Ia meminta agar tidak ada lagi orang yang mengikuti jejaknya.
"Saya sarankan Anda untuk berpikir lagi, menimbang semuanya, memikirkannya. Saya tidak mengerti, jika lengan Anda berukuran 45-50 cm, apa yang akan berubah dalam hidup Anda? Anda akan kehilangan kesehatan dan itu tidak sepadan," beber Tkachuk yang dikutip dari The Sun, Rabu (9/7/2025).
"Jika saya bisa kembali ke tahun 2015-2016, saya tidak akan melakukannya. Pada dasarnya, saya telah menghancurkan seluruh karier olahraga saya. Jika saya tidak melakukan suntikan dan tetap menekuni binaraga, saya pikir akan berada pada level kompetitif yang cukup tinggi," lanjutnya.
Kondisi Pasca Suntikan yang Dilakukan Terus-menerus
Tkachuk didiagnosis mengidap sarkoidosis, yaitu kondisi butiran kecil imun padat yang terbentuk di beberapa organ tubuhnya. Ia menjalani beberapa operasi dan mencoba kembali berlatih.
Kesehatan Tkachuk mulai semakin memburuk setelah terinfeksi COVID-19. Paru-parunya mengalami 'penyakit autoimun' dan kakinya membengkak karena pembentukan kalsium.
"Pembentukan yang sama ditemukan di area sendi pinggul. Mereka melakukan MRI dan menyadari bahwa pembuluh darah dan ginjal tersumbat oleh kalsium," tulisnya dalam sebuah postingan di Instagram pribadinya.
Namun, Tkachuk kembali dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Ia mengalami gagal paru-paru dan ginjal.
Ia juga koma yang diinduksi secara medis setelah mengalami serangan jantung. Tetapi, kondisinya semakin memburuk hingga meninggal dunia karena kegagalan organ.
"Nikita, suamiku tercinta, telah meninggal. Ginjalnya gagal, (ia mengalami) edema paru, dan jantungnya berhenti berdetak," kata Maria, istri dari Tkachuk.
"Banyak sekali cobaan selama bertahun-tahun. Kekuatannya sudah habis. Tidak ada kata lain untuk saat ini, hanya syok," tuturnya.
Simak Video "Video Wamenkes: Kematian Akibat TBC di RI Lebih Banyak dari Covid-19"
(sao/kna)