Olahraga Ekstrem Punya Risiko Tinggi, Dokter Soroti Gampangnya Dapat Surat Sehat

Olahraga Ekstrem Punya Risiko Tinggi, Dokter Soroti Gampangnya Dapat Surat Sehat

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Rabu, 10 Des 2025 08:33 WIB
Olahraga Ekstrem Punya Risiko Tinggi, Dokter Soroti Gampangnya Dapat Surat Sehat
Ilustrasi trail run (Foto: Getty Images/simonkr)
Jakarta -

Dua pelari meninggal dunia diduga serangan jantung saat mengikuti ajang Siksorogo Lawu Ultra 2025. Insiden tersebut memunculkan kekhawatiran mengenai keamanan olahraga ekstrem dan kesiapan fisik peserta sebelum mengikuti lomba.

Spesialis kedokteran olahraga dr Andhika Raspati, SpKO, menilai kasus ini menjadi pengingat pentingnya pemeriksaan kesehatan yang memadai sebelum peserta mengikuti kegiatan fisik berat.

"Ya peserta harus tahu fisiknya tuh gimana, sehat apa enggak gitu," ucapnya dalam tayangan detikSore, Selasa (9/12/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menyoroti penerbitan surat keterangan sehat yang selama ini dijadikan syarat lomba lari, termasuk event kota hingga trail run. Menurutnya, surat sehat seringkali hanya menjadi formalitas dan tidak mencerminkan kondisi fisik peserta yang sebenarnya.

@detikhealth_official Trail Run memang bukan ajang biasa. Kejadian ini merupakan pengingat agar kita selalu aware sama tubuh kita kalau mau ikut event lari khususnya Trail Run. Simak penjelasan Dokter @Andhika Raspati untuk tips yang perlu lo siapin untuk ikut Trail Run berikut ya😉 #siksorogolawuultra #trailrunning #pelarikonten #kalcer #olahraga #detikhealth ♬ suara asli - detikHealth

ADVERTISEMENT

"Jadi di beberapa event-event kayak termasuk kota, trail apapun itu ya. Itu tuh bisa dibilang ada tuh persyaratannya melampirkan surat sehat. Dan dengan adanya keterangan sehat dari dokter. Seolah-olah oh orangnya aman buat lari," ucapnya.

"Padahal nih, with all respect dengan teman-teman sejawat ya. Tapi sering kali kalau kita misalnya ke fasilitas kesehatan, dateng minta surat sehat cuma ditimbang sama ditensi," katanya lagi.

Ia menegaskan pemeriksaan bagi peserta lomba olahraga tidak bisa disamakan dengan pemeriksaan singkat untuk kebutuhan umum. Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) seharusnya dilakukan sebagai pemeriksaan dasar untuk menilai fungsi dan irama jantung peserta.

"Artinya orang bikin surat keterangan sehat. buat ngelamar jadi misalnya kasir toko cupang lah gitu ya. Itu sama dengan orang yang mau lari ultra," ucapnya.



dr Andhika berharap dengan adanya insiden seperti itu dapat mendorong perbaikan sistem surat sehat dan standar pemeriksaan medis, termasuk peningkatan kompetensi dokter umum yang sering menerbitkannya.

Menurutnya, langkah ini penting untuk menekan risiko kejadian henti jantung mendadak pada event-event olahraga berat.

"Ya tapi tadi. Padahal kalau kita bicara kita mau olahraga tuh. Apalagi yang challenging. Yang bener-bener emang berat ya. Let say tadi lah trail apa segala macam ultra. Ya enggak bisa standar kan pemeriksaannya," sambungnya lagi.

Halaman 2 dari 2
(suc/up)
Lagi-lagi Kolaps saat Lari
15 Konten
Anjuran 'listen to your body' saat lari tak selalu gampang diterapkan. Ego untuk 'push the limit' dan mendapatkan progres tertentu sesuai target, dapat mengaburkan batas-batas kemampuan fisik. Risiko jantung kolaps mengintai para pelari.

Berita Terkait