Cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru menjadi pertolongan pertama yang bisa dilakukan siapa saja. Terutama untuk menolong seseorang yang mengalami henti jantung.
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum memahami secara jelas cara melakukan CPR dengan benar. Padahal, tindakan cepat dalam hitungan menit dapat memberikan peluang seseorang untuk bertahan hidup.
Terkait ini, spesialis olahraga dr Andhika Raspati, SpKO mengungkapkan di negara maju CPR memang dapat dilakukan oleh siapa saja, bukan hanya tenaga medis atau orang-orang yang tersertifikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat itu kalau bisa CPR, karena CPR itu kalau ada yang henti jantung bisa dilakukan," kata dia dalam acara detikSore, Selasa (9/12/2025).
"Intinya, kita berharap sebenarnya kalau bisa CPR masuk kurikulum, paling make sense adalah penjaskes (PJOK). Perlu diubah (CPR) menjadi sesuatu yang sifatnya memang harus dipelajari secara skill," tambahnya.
Cara CPR Sederhana yang Bisa Dilakukan
Menurut dr Andhika, CPR saat ini lebih mudah dilakukan. Sejak COVID-19, ada yang namanya hands only CPR atau CPR menggunakan tangan tanpa harus memberikan napas buatan.
"Jadi, kompresinya terus dadanya nonstop, sampai bantuan medis datang," ujarnya.
Untuk melakukannya, tempatkan tangan pada tulang yang ada di tengah dada. Ketinggiannya kurang lebih tiga jari di atas ulu hati.
Press atau tekanan yang diberikan kurang lebih 100 sampai 120 pressure per menit. Hal itu perlu dilakukan hingga ambulans datang.
"Jika ada orang pingsan terus kita kasih rangsang, mau kita panggil-panggil, tepuk-tepuk, tidak memberikan respons dalam bentuk apapun, kita bisa anggap dia henti jantung. Mulai CPR, tapi sebelumnya cari bantuan medis dulu," jelas dr Andhika.
dr Andhika juga menegaskan untuk tetap posisikan orang yang mengalami henti jantung lying flat atau berbaring datar. Sebab, tujuan memberikan CPR agar darah yang berhenti ke otak kembali mengalir.
"Kalau kita bikin dia diberikan sandaran atau nanjak, darah akan susah nanjaknya (ke otak) dong," bebernya.
(sao/up)











































