Tracey akhirnya melahirkan sepasang bayi kembar berjenis kelamin laki-laki di Princess Anne Hospital, Southampton. Bayi pertamanya diberi nama Kian. Kian lahir sehat dan memiliki berat mencapai 1,8 kg meskipun tubuhnya lemah. Namun kembarannya, Tarun, hanya memiliki separuh dari berat Kian.
Dialah bayi yang ditemukan dokter memiliki segumpal cairan di dalam paru-parunya. Dan karena kondisi itu, Tarun tak dapat bernapas sendiri, sehingga Tracey sempat diwanti-wanti dokter jika mungkin bayinya itu takkan bertahan hingga menjelang malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Empat Bulan Tak BAB, Bayi Ini Ternyata Tak Punya Anus
Lima bulan kemudian, Tarun dinyatakan mengidap leukemia atau kanker darah langka dan Sindrom Noonan, sebuah gangguan genetik yang menyebabkan bagian tubuh tertentu dari pasien tumbuh abnormal. Karena kondisi tersebut, Tarun tak dapat mencerna makanannya dan buang air seperti anak-anak seusianya. Ia pun jadi rentan terkena sembelit.
Tarun juga tak bisa makan dengan normal. Kemana-mana ia harus membawa sebuah tas tangan berisi selang-selang yang terhubung langsung ke perut dan usus bawahnya. Dengan kata lain, tas berisi selang-selang inilah yang berfungsi sebagai 'perut' bagi si bocah.
Karena penyakitnya, Tarun pun tercatat telah menjalani 9 kali operasi, dimulai sejak usianya baru dua hari. Ketika akhirnya diperbolehkan pulang menjelang ulang tahun pertamanya, Tarun juga tetap keluar masuk Southampton General Hospital karena kondisinya sering tiba-tiba memburuk.
"Tak terhitung berapa kali kami harus bersiap merelakannya," kata Tracey seperti dikutip dari Mirror, Kamis (25/6/2015).
Namun harapan baru muncul saat dokter mencoba menyuntikkan Botox ke tubuh Tarun untuk membantunya buang air. Saat itu usia Tarun memasuki empat tahun. Tak dinyana ia akhirnya bisa ke toilet untuk pertama kali setelah pantatnya disuntik dengan Botox.
Suntikan yang kerap dipakai dalam prosedur kecantikan ini ternyata dapat membantu terjadinya kontraksi di perut Tarun. "Ini luar biasa. Sebenarnya kami belum mendapatkan dosis (Botox) yang tepat. Tapi dengan hasil ini, itu artinya Tarun tak perlu lagi menjalani operasi invasif. Cukup dengan satu suntikan saja," ungkap Tracey.
Setidaknya Tracey bersyukur putranya tak pernah berhenti tersenyum di tengah perjuangannya untuk hidup. "Selang-selang itu membatasi pergerakannya, dan kami patah hati tiap melihatnya duduk di kursi roda, hanya bisa memandangi saudara-saudaranya bermain dari kejauhan," pungkas Tracey.
Namun semangat yang terpancar dari wajah Tarun ikut membangkitkan semangat ayah ibunya untuk tidak menyerah karenanya.
Baca juga: Tak Ada Patokan Usia, Asal Sudah Siap si Kecil Bisa Diajari Toilet Training
(lll/vit)











































