Dalam kurun 2011-2013, dilaporkan tiga orang peternak tupai asal Jerman meninggal dunia setelah sempat berjuang melawan encephalitis atau peradangan pada otak selama 2-4 bulan.
Sebelum meninggal, ketiganya memperlihatkan gejala seperti demam, menggigil, lemas, linglung dan sulit berjalan. Setelah diperiksa, tak ada satupun gejala dari ketiga pria ini yang cocok dengan infeksi biasa, sehingga tim dokter memutuskan melakukan pemeriksaan lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Virus ini semacam bornavirus (virus yang umumnya ditemukan pada kuda dan kambing) tipe baru. Oleh peneliti, virus baru ini diberi nama VSBV-1.
Baca juga: Diduga Sentuh Hewan Mati, Pemain Baseball Ini Meninggal karena Penyakit Pes
Yang tak kalah mengejutkan, peneliti juga menemukan virus ini ada di dalam jaringan otak ketiga pasien, berikut dengan antibodi virus yang ditemukan dalam darah dan cairan otak salah satu pasien. Hal ini memicu munculnya dugaan bahwa virus yang 'membunuh' ketiga peternak tadi berasal dari si tupai.
Namun tidak diketahui secara pasti apakah masing-masing pasien tertular virus dari tupai secara langsung ataukah karena mereka menularkan antara satu sama lain ketika bertemu.
Hanya saja ketika studi tentang penyebab kematian ketiga pria tersebut tengah berlangsung, pada bulan Februari lalu, European Center for Disease Prevention and Control sempat mengeluarkan peringatan untuk tidak memberi makan atau mendekati tupai liar maupun yang ada di kebun binatang untuk mengantisipasi adanya penularan berikutnya.
Apalagi tupai yang membawa virus VSBV-1 tadi juga kerap dijadikan hewan peliharaan oleh sebagian masyarakat di Amerika dan Eropa.
"Ada kemungkinan virusnya menyebar ke tupai lain dan juga ke manusia, tetapi tidak terbukti adanya penularan dari manusia ke manusia," terang Dr Marc Siegel dari NYU Langone Medical Center seperti dikutip dari Inquisitr, Minggu (12/7/2015).
Baca juga: Penjelasan Dokter Terkait Penyakit Baru yang Banyak Bermunculan (lll/up)











































