Sel yang liar pada kanker sering baru diketahui setelah menjadi tumor besar di tubuh. Oleh karena itu proses pengangkatan tentu akan meninggalkan bermacam-macam 'bekas'.
Spesialis bedah plastik dari RS Kanker Dharmais dr Irena Sakura Rini, SpBP, bercerita pengalamannya menghadapi pasien kanker anak. Menurutnya kecacatan tubuh akibat kanker kerap menimbulkan masalah psikologis bagi anak lebih parah daripada pada orang dewasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Studi: Risiko Kanker Darah pada Anak Dipengaruhi Oleh Usia Sang Ayah
"Anak yang punya tangan terus tiba-tiba membesar terus harus hilang kan itu bagaimana? Untuk memberitahunya itu seperti bom," lanjutnya.
Oleh karena itu agar anak tak sangat berat menerimanya, perlu ada langkah persiapan mental sebelum diagnosa diberikan. Menurut dr Irena dokter terkadang juga minim dalam hal ini sehingga keluarga adalah pelaku utama yang diharapkan.
"Kalau dokter paling bilang ini harus diamputasi, tok. Persoalan ini kan justru di luar rumah sakit," ujar dr Irena.
Bila anak berat menerima tubuhnya yang tak sempurna besar kemungkinan ia akan menjadi pribadi yang tertutup. dr Irena mengatakan bahkan bisa jadi anak tak mau bersekolah lagi.
Baca juga: Di Rumah Singgah Ini Keluarga Anak dengan Kanker Saling Berbagi (fds/vit)











































