Jadi Panelis Global Nutrition Report, Menkes Nila Bicarakan Beban Ganda Malnutrisi

Jadi Panelis Global Nutrition Report, Menkes Nila Bicarakan Beban Ganda Malnutrisi

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Jumat, 25 Sep 2015 15:05 WIB
Jadi Panelis Global Nutrition Report, Menkes Nila Bicarakan Beban Ganda Malnutrisi
Foto: CNN Indonesia/Yohannie Linggasari
New York - Menteri Kesehatan Prof Nila Moeloek SpM(K) menjadi salah satu panelis dalam peluncuran Global Nutrition Report (GNR) 2015. Dalam kesempatan tersebut, Menkes Nila membahas soal beban ganda malnutrisi di Indonesia.

Bertempat di Hearst Building 57 st, New York, Menkes Nila mengatakan bahwa malnutrisi berdampak pada sekurang-kurangnya 4 hal. Pertama adalah peningkatan biaya kesehatan, terhambatnya perkembangan kognitif dan berkurangnya produktivitas sumber daya manusia.

Baca juga: Yakin Penyakit Tidak Menular Bisa Dicegah, Menkes Ajak Negara ASEAN Bersatu

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menkes mengatakan bahwa angka kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi, namun diet atau pola makan sudah beralih ke diet tinggi lemak dan gula. Akibatnya, risiko peningkatan angka pasien penyakit tidak menular semakin tinggi.

Menkes mengatakan tidak aneh jika ada ada kasus kegemukan dan kurang gizi terjadi di lingkungan masyarakat yang sama, keluarga dan bahkan individu yang sama. Oleh karena itu, pendekatan serta strategi yang digunakan untuk menanggulanginya pun harus dilakukan bersamaan.

"Menjawab tantangan beban ganda, sistem kesehatan kita sekarang harus menghadapi kurang dan kelebihan gizi. Di masa lalu, strategi untuk menghadapi kekurangan gizi dan kelebihan gizi sering dilakukan dan dipromosikan masing-masing, terpisah antar bagian dalam Kementerian Kesehatan, karena dua bagian ini tidak berkaitan langsung. Tantangan signifikan dalam program penurunan angka kekurangan gizi, tidak selalu sejalan dengan upaya penurunan kelebihan gizi," ujar Menkes Nila. dikutip dari situs Sehatnegeriku.com, Jumat (25/9/2015).

Lebih lanjut Menkes mengatakan bahwa agar lebih efektif, diperlukan penyatuan pendekatan dan integrasi dalam pelaksanaan kegiatan mengatasi kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Program harus secara bersama-masa mempromosikan makanan bergizi dan gaya hidup sehat. Kualitas diet yang baik, mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi, dengan pengurangan konsumsi lemak, sodium dan gula, bermanfaat untuk yang berisiko pada kekurangan gizi atau kelebihan gizi.

Upaya Indonesia terkait tantangan global pada nutrisi tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) No, 42 tahun 2013, tentang Gerakan Nasional Akselerasi Peningkatan Nutrisi, penjabarannya tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Indonesia, Salah Satu dari 17 Negara dengan Masalah Gizi Cukup Berat

"Beban ganda malnutrisi tidak dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, keterlibatan multi-sektor dan komitraan sangat penting. Termasuk upaya mempromosikan produksi buah, sayuran dan kacang-kacangan, khususnya produksi lokal; ketersediaan air bersih, sanitasi dan kebersihan; pemberdayaan perempuan," tukas mantan utusan khusus Presiden RI untuk MDGs tersebut.

Selain Menkes RI hadir pula empat panelis yakni David Miliband President and CEO of the International Rescue Committee, Graca Machel, Etherin (ED WFP), Lawrence Haddad, IFRI Researcher, and Corinna Hawkes, Co-chairs of the Global Nutrition Report dan perwakilan dari Tanzania. (mrs/up)

Berita Terkait