Bertempat di Hearst Building 57 st, New York, Menkes Nila mengatakan bahwa malnutrisi berdampak pada sekurang-kurangnya 4 hal. Pertama adalah peningkatan biaya kesehatan, terhambatnya perkembangan kognitif dan berkurangnya produktivitas sumber daya manusia.
Baca juga: Yakin Penyakit Tidak Menular Bisa Dicegah, Menkes Ajak Negara ASEAN Bersatu
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menkes mengatakan tidak aneh jika ada ada kasus kegemukan dan kurang gizi terjadi di lingkungan masyarakat yang sama, keluarga dan bahkan individu yang sama. Oleh karena itu, pendekatan serta strategi yang digunakan untuk menanggulanginya pun harus dilakukan bersamaan.
"Menjawab tantangan beban ganda, sistem kesehatan kita sekarang harus menghadapi kurang dan kelebihan gizi. Di masa lalu, strategi untuk menghadapi kekurangan gizi dan kelebihan gizi sering dilakukan dan dipromosikan masing-masing, terpisah antar bagian dalam Kementerian Kesehatan, karena dua bagian ini tidak berkaitan langsung. Tantangan signifikan dalam program penurunan angka kekurangan gizi, tidak selalu sejalan dengan upaya penurunan kelebihan gizi," ujar Menkes Nila. dikutip dari situs Sehatnegeriku.com, Jumat (25/9/2015).
Lebih lanjut Menkes mengatakan bahwa agar lebih efektif, diperlukan penyatuan pendekatan dan integrasi dalam pelaksanaan kegiatan mengatasi kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Program harus secara bersama-masa mempromosikan makanan bergizi dan gaya hidup sehat. Kualitas diet yang baik, mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi, dengan pengurangan konsumsi lemak, sodium dan gula, bermanfaat untuk yang berisiko pada kekurangan gizi atau kelebihan gizi.
Upaya Indonesia terkait tantangan global pada nutrisi tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) No, 42 tahun 2013, tentang Gerakan Nasional Akselerasi Peningkatan Nutrisi, penjabarannya tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Indonesia, Salah Satu dari 17 Negara dengan Masalah Gizi Cukup Berat
"Beban ganda malnutrisi tidak dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, keterlibatan multi-sektor dan komitraan sangat penting. Termasuk upaya mempromosikan produksi buah, sayuran dan kacang-kacangan, khususnya produksi lokal; ketersediaan air bersih, sanitasi dan kebersihan; pemberdayaan perempuan," tukas mantan utusan khusus Presiden RI untuk MDGs tersebut.
Selain Menkes RI hadir pula empat panelis yakni David Miliband President and CEO of the International Rescue Committee, Graca Machel, Etherin (ED WFP), Lawrence Haddad, IFRI Researcher, and Corinna Hawkes, Co-chairs of the Global Nutrition Report dan perwakilan dari Tanzania. (mrs/up)











































