Karina Adistiana, salah satu anggota tim psikologis yang bertugas untuk memberikan materi edukasi seks mengatakan pemberian materi pada guru pendamping sangat diperlukan. Sebabnya, masih banyak sekolah yang belum memiliki standard operational procedure (SOP) terkait kejahatan seksual.
Baca juga: Ada yang Berbeda di 'Dokter Kecil Award' Tahun Ini, Mau Tahu?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para guru pendamping dibekali materi seputar bagian-bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh termasuk bagian kelamin. Selain itu, para guru pendamping juga diperlihatkan tanda atau ciri-ciri ketika murid merasa gelisah, cemas dan tidak nyaman ketika disentuh oleh lawan jenis.
Anyi mengatakan pemberian materi kepada guru pendamping diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan sekolah sebagai rumah kedua para murid. Tak hanya soal SOP kejahatan seksual, sekolah juga sebaiknya memiliki SOP untuk kejadian lainnya.
"Misalnya SOP ketika ada anak jatuh dan luka. Apa yang harus dilakukan, rumah sakit terdekat ada di mana, itu harus jadi perhatian sekolah juga. Termasuk ketika ada perilaku bullying, bagaimana guru menghadapinya karena masih banyak yang belum aware," ungkapnya lagi.
Pemberian materi untuk guru pendamping sejalan dengan tema Dokter Kecil Award 2015. Mengusung tema 'Mewujudkan Sekolah yang Layak Bagi Kita Semua,' para guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif tempat dokter kecil berada.
"Karena sekolah kan merupakan rumah kedua anak kita, sebagian besar waktunya dihabiskan di sekolah. Jangan sampai sekolah yang kita harapkan menjadi tempat paling aman malah tidak aware dengan hal-hal seperti ini," ungkap dr Ulul Albab, SpOG, Ketua Bidang Kerjasama dan Kemitraan IDI.
Baca juga: Pencegahan Kejahatan Seksual Jadi Materi Pendidikan Dokter Kecil Award (mrs/up)











































