Pes sendiri adalah penyakit menular dari hewan (zoonosis) yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Bila tertular gejala yang ditimbulkan biasanya adalah demam tinggi, mengigil, dan bila semakin parah dapat menghilangkan nyawa. Pada abad pertengahan di Eropa penyakit pes membunuh hingga jutaan jiwa dan dikenal dengan nama 'Black Pleague'.
dr Yulianto mengatakan di Indonesia kini dua daerah yang jadi masalah, yakni Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Pasuruan. Di kedua daerah tersebut nyatanya sudah 42 tahun tak ditemukan kasus baru pada manusia. Sampel pada tikus memang masih ada tapi itu terbatas hanya di tikus hutan saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Diduga Sentuh Hewan Mati, Pemain Baseball Ini Meninggal karena Penyakit Pes
"Jadi itu aja sebetulnya tapi sekarang di manusia sudah enggak ada. Itu peta puluhan tahun yang lalu dan sudah harus kita hapus," lanjutnya.
Meski demikian dr Yulianto mengakui karena ada bakterinya maka pes masih tetap bisa mengancam bila masyarakat lengah. Pemerintah setiap saat selalu melakukan upaya pencegahan dengan memberikan edukasi pada masyarakat untuk menjauhi tikus-tikus.
"Hati-hati kalau ada tikus hutan masuk rumah kita harus waspadai," tutup dr Yulianto.
Baca juga: Benarkah Tikus Juga Bisa Picu Diabetes pada Manusia? (fds/up)











































