Bila Tak Mendesah, Manusia Bisa Mati karena Gagal Paru

Bila Tak Mendesah, Manusia Bisa Mati karena Gagal Paru

Firdaus Anwar - detikHealth
Kamis, 10 Mar 2016 12:02 WIB
Bila Tak Mendesah, Manusia Bisa Mati karena Gagal Paru
Foto: Thinkstock
Jakarta - Seberapa sering manusia rata-rata mendesah saat menghembuskan napas panjang dalam satu hari? Dua atau tiga kali? Anda mungkin tak mengiranya namun menurut studi terbaru dari Amerika Serikat mendesah sebetulnya adalah kegiatan yang umum kita lakukan.

Orang mungkin mengira mendesah biasanya hanya dilakukan karena sedang stres atau kesal. Tapi menurut peneliti dari University of California dan Stanford University mendesah juga sebetulnya sering dilakukan karena alasan fisiologis hanya mungkin tak disadari.

Studi yang dipublikasi di jurnal Nature menyebut manusia rata-rata mendesah 12 kali setiap satu jam atau sekali setiap 5 menit. Ahli neurobiologi Jack Feldman selaku salah satu peneliti mengatakan memang tak semua desahan seperti saat kita mendesah karena alasan emosi yang ditemani dengan suara hembusan napas keras.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Awas! Jamur di Bantal Bisa Memicu Infeksi Paru

Alasan mengapa manusia sesering itu mendesah disebut oleh peneliti karena memang dibutuhkan untuk menjaga fungsi paru. Di dalam paru terdapat kantong-kantong udara kecil bernama alveoli yang bisa kolaps dan akan diperbaiki ketika seseorang mendesah.

"Area permukaan paru manusia itu seluas lapangan tenis, dan ia terlipat-lipat rapi di dalam dada. Alam memberi kita 500 juta kantong udara kecil bernama alveoli dengan bentuk lingkaran berdiameter sekitar 0,2 milimeter," kata Feldman seperti dikutip dari LiveScience, Kamis (10/3/2016).

Kantong-kantong kecil itu berfungsi untuk membantu darah mendapatkan suplai oksigen yang cukup. Feldman mendeskripsikan alveoli ini seperti balon basah.

"Pernahkah Anda mencoba meniup balon basah? Sulit, karena air di dalamnya menempel bersama. Hal ini yang terjadi ketika alveoli kolaps... dan ketika ia kolaps maka kemampuannya untuk menukarkan gas pun hilang," kata Feldman.

Feldman mengatakan agar alveoli yang kolaps bisa mengembang lagi maka satu-satunya cara adalah dengan menarik napas dalam-dalam dan membuangnya. Dengan kata lain bila seseorang tak otomatis mendesah maka ia terancam sesak napas.

"Kalau Anda perhatikan seseorang yang mendapat terapi pernapasan dengan alat ventilator, Anda akan lihat setiap beberapa menit akan ada tarikan napas besar yang ditekankan. Hal itu berperan sebagai pengganti desahan," tutup Feldman.

Baca juga: Dianggap Lebih Empati, Wanita Lebih Mudah 'Tertular' Menguap (fds/vit)

Berita Terkait