Kepada detikHealth, dr Didi mengungkapkan bahwa dalam penelitiannya ia menemukan sebagian besar angka kematian ibu (AKI) disebabkan oleh preeklampsia. Berangkat dari situ, ia memfokuskan diri pada berbagai penelitian lanjutan tentang preeklampsia dengan tujuan menyelamatkan lebih banyak nyawa ibu dan bayi.
"Waktu penelitian konsultan di 5 rumah sakit yaitu RS Fatmawati, RS Pasar Rebo, RS Persahabatan, RS Koja dan RSUD Tangerang, paling banyak angka kematian ibu dan angka nyaris meninggal itu adalah karena preeklampsia. Saya pikir, meneliti tentang hal ini dan bisa menyelamatkan para ibu hamil tentu sangat menyenangkan," tutur dr Didi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Cerita dr Radit SpKK, Tetap Layani Pasien Meski sedang Asyik Traveling
"Pokok pikiran kami bagaimana caranya menyelamatkan ibu dan bayi supaya jangan sampai meninggal, lalu di penelitian yang saat ini kami membuat prediktor, yaitu alat memprediksi apakah penyulit ini (preeklampsia -red) akan terjadi atau tidak," imbuh dokter yang kini praktik di RSAB Harapan Kita, Jakarta, tersebut.
Prediktor yang diteliti dr Didi salah satunya adalah dengan kadar Annexin V. Annexin V merupakan pembekuan darah yang terjadi di ari-ari. Penelitian sebelumnya pada plasenta pasien dengan preeklampsia menunjukkan adanya penurunan Annexin V.
"Harapannya kalau ini bisa dilakukan secara luas, maka bisa menurunkan angka kematian ibu. Kalau ibu selamat, insya Allah bayi juga bisa selamat. Hanya saja, memang pemeriksaan Annexin V masih bisa dibilang tidak sederhana dan membutuhkan biaya sekitar Rp 150-200 ribu," tutur dr Didi.
Baca juga: dr Boy SpU dan 'Kegilaannya' pada Gitar Serta Star Wars
Intinya, menjadi dokter spesialis kandungan dan kebidanan membuat dr Didi berupaya lebih keras untuk bisa mengobati dan merawat ibu hamil dengan sebaik-baiknya. Sebab, kematian merupakan kegagalan pelayanan bagi dr Didi.
"Menjadi dokter kandungan itu kan bikin orang lain senang. Yang tadinya tidak bisa hamil bisa diupayakan menjadi hamil, membantu proses melahirkan. Ini membuat orang lain senang kan? Saya bangga dan bahagia menjalani profesi ini," imbuh suami dari Dr dr Lugyanti Sukrisman, SpPD-KHOM ini.
Biodata singkat
Nama lengkap: Dr dr Didi Danukusumo, SpOG(K)
Tempat tanggal lahir: Jakarta, 22 Desember 1961
Status: Menikah
Agama: Islam
Istri: Dr dr Lugyanti Sukrisman, SpPD-KHOM
Pendidikan
1986: Pendidikan Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI)
1994: Pendidikan Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK UI
2007: Pendidikan Konsultan Fetomaternal FK UI
2016: Pendidikan Doktor Ilmu Kedokteran FK UI
(ajg/vit)











































