Di sisi lain, pekerjaan sulit untuk ditinggalkan karena beragam alasan, mulai dari faktor ekonomi, kebutuhan keluarga, hingga pengembangan diri. Dilema ini tentunya membuat ibu stres yang akhirnya bisa mengganggu kesehatan.
Dilema inilah yang dialami oleh Gita Alviana. Gita yang merupakan karyawan BUMN di Bank Mandiri mengatakan saat anaknya lahir, ia dihadapkan dengan masalah bagaimana mengurus anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Celoteh Para Bocah: Selamat Hari Ibu, Mama!
Hal senada juga dikatakan oleh Bunda Susan, pengelola TPA Artha Wildan di Kompleks Kementerian Keuangan. Tidak semua ibu bisa menitipkan anaknya ke kakek dan nenek. Sementara untuk menyewa baby sitter, nanny atau pengasuh pribadi, kemampuan finansial sangat berpengaruh.
Maka dari itu, daycare atau TPA merupakan solusi yang tepat sekaligus praktis, apalagi jika daycare berada di lingkungan tempat kerja ibu. Anak dapat diasuh dengan baik, berangkat dan pulang bersama ibu serta mudah ditengok jika ada suatu hal atau keperluan khusus.
"Karena daycare kan bukan hanya tempat anak dititipkan sampai ibu pulang. Di daycare juga anak mendapat banyak manfaat, seperti stimulasi kognitif, bicara, motorik kasar, motorik halus dan juga bersosialisasi dengan teman sebayanya," ungkap Bunda Susan.
Mayang merupakan salah satu ibu yang merasa bersyukur bisa memiliki daycare di lingkungan kantor. Aparatur Sipil Negara yang mengabdi di Kementerian Kesehatan ini mengaku tidak lagi merasa risau dan kebingungan soal pengasuhan anak karena ada daycare di lingkungan kantornya.
"Orang tua kerja tanpa khawatir, karena kan di daycare kita sudah tahu apa saja kegiatannya, dan kita juga dapat laporan harian soal perkembangan anak. Biayanya juga murah untuk ukuran daycare ya, hanya Rp 600 ribu per bulan. Kalau daycare rumahan kan bisa lebih mahal," ungkap Mayang.
Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu 2016 hari ini, detikHealth akan mengulas beberapa daycare dan TPA yang memiliki reputasi bagus seperti TPA Serama di Kemenkes, TPA Artha Wildan di Kemenkeu dan Mandiri Daycare di Plaza Bank Mandiri. Untuk pembahasan lebih lengkap soal masing-masing daycare, simak di halaman berikutnya.
Baca juga: Memahami Stres yang Rentan Dialami Ibu Bekerja
1. TPA Serama Kementerian Kesehatan
|
Foto: Reza/detikHealth
|
Tintin Sumarni, tutor di TPA Serama mengatakan TPA ini juga menerima anak dari ibu di kantor sekitar Kemenkes dan Jl HR Rasuna Said. Nama TPA Serama sendiri merupakan pemberian dari mantan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih.
Foto: Reza/detikHealth |
"Jadi almarhumah ibu Endang sendiri yang memberi nama TPA Serama. Serama merupakan nama jenis ayam yang lucu namun memiliki banyak manfaat. Makanya diharapkan anak-anak yang ada di TPA Serama ini selain lucu juga merupakan aset bagi bangsa dan negara," tutur wanita yang akrab disapa Bunda Yuli ini.
TPA Serama beroperasi sejak pukul 08.00 pagi hingga 16.00 petang. Saat ini ada sekitar 15 anak yang diasuh di TPA Serama dan dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas bayi dan kelas toddler (balita).
Foto: Reza/detikHealth |
Kelas bayi dikhususkan bagi anak bayi berusia 3 bulan hingga 18 bulan. Pengasuhannya pun menitik beratkan kepada penjemuran bayi, stimulasi indra pendengaran, motorik kasar, motorik halus dan pemenuhan kebutuhan ASI serta kebutuhan tidur.
Untuk kelas balita, anak-anak yang diasuh berusia 18 bulan hingga 4 tahun. Sesuai kategori usianya, anak-anak di kelas balita memiliki program yang dijadwal per hari untuk memaksimalkan stimulasi tumbuh kembang anak.
"Biasanya pagi hari itu kita olahraga dengan senam atau tari-tarian. Lalu setelahnya ada jadwal tergantung harinya, misalnya senin di sentra musik, selasa sentra bermain peran dan sebagainya. Lalu siang itu makan, tidur siang hingga sorenya ada bermain bebas sambil menunggu dijemput orang tua," tambah Bunda Yuli.
Foto: Reza/detikHealth |
Anda bekerja di sekitaran Kuningan dan tertarik untuk menitipkan anak di TPA Serama? Jangan takut karena biayanya cukup murah. Iuran sekitar Rp 600.000 untuk pegawai Kemenkes dan Rp 1.000.000 untuk non-pegawai Kemenkes cukup memadai karena sudah termasuk makan siang dan snack anak.
2. TPA Artha Wildan Kementerian Keuangan
|
Foto: Reza/detikHealth
|
Bunda Susan mengatakan dahulu, TPA Artha Wildan hanya terdiri dari satu lorong saja. Namun meningkatnya peminat membuat kebutuhan ruangan makin banyak. Alhasil, TPA Artha Wilda pun kini mendapat perluasan tempat dan memiliki 10 ruangan.
Foto: Reza/detikHealth |
"Saking banyaknya peminat, sampai ada waiting list di sini karena memang SDM dan ruangan terbatas. Ibu-ibu dari hamil sudah daftar jadi begitu selesai cuti anaknya bisa langsung dititipkan di sini," ungkap Bunda Susan.
TPA Artha Wildan memiliki 4 kelas. Pertama merupakan kelas bayi untuk anak usia dua bulan hingga satu tahun. Karena banyaknya anak yang diasuh, kelas bayi pun memiliki dua ruangan, yakni kelas bayi A dan bayi B.
Foto: Reza/detikHealth |
Setelah 'lulus' dari kelas bayi, anak akan ditempatkan di kelas peralihan. Kelas peralihan merupakan kelas bagi anak usia 1 hingga 2 tahun. Di sini, anak lebih banyak distimulasi motorik kasar dan halus serta kemampuan bicaranya.
Jenjang selanjutnya adalah PAUD yang juga dibagi menjadi tiga kelas, berdasarkan kategori usia. Kelas pertama adalah anak 2-3 tahun, kelas kedua anak 3-4 tahun dan terakhir kelas ketiga anak 4-6 tahun.
Sayangnya, TPA Artha Wildan tidak menerima anak selain dari ibu yang bekerja di Kementerian Keuangan. Selain itu, anak yang diterima pun hanya kelas bayi, kelas peralihan dan kelas PAUD tidak menerima anak karena sudah penuh.
Syarat lainnya adalah anak harus mendapat ASI ekslusif. TPA Artha Wildan sendiri memiliki fasilitas ruang tidur yang cukup nyaman dan luas sehingga ibu bisa memberikan asi langsung saat jam istirahat.
"Jadi kita prioritaskan yang dari bayi, lanjut ke peralihan lalu PAUD. Begitu lulus dari sini, diharapkan anak bisa langsung TK lalu masuk SD. Rasio anak dan gurunya pun sesuai standar, yakni 1 guru atau pengasuh memegang maksimal 4 anak," tambahnya lagi.
Mawar, salah satu pegawai Kementerian Keuangan yang menitipkan anak di TPA Artha Wildan, mengatakan kehadiran TPA ini sangat membantu mengurangi beban stres sebagai ibu bekerja. Memang ada risiko seperti anak rentan tertular penyakit dari temannya atau kelelahan karena harus berangkat pagi dan pulang sore bersama ibu.
Foto: Reza/detikHealth |
Namun hal itu tertutupi dengan manfaat yang diterima olehnya dan anaknya sendiri. Menurutnya, menitipkan anak di daycare lebih aman karena ia sendiri sulit mencari pengasuh pribadi yang cocok untuk anaknya.
"So far so good ya. Harganya juga sebanding sekitar Rp 1 juta tapi kita nggak khawatir soal keamanan dan keselamatan karena bisa ditengok langsung dan bisa memberikan ASI saat jam istirahat," ungkapnya.
3. Mandiri Daycare
|
Foto: Reza/detikHealth
|
Mandiri Daycare terletak di Plaza Mandiri, Jl Gatot Subroto Kav 36-38 Jakarta Selatan dan buka sejak pukul 07.00 pagi hingga 19.00 malam. Berbeda dengan TPA Serama atau TPA Artha Wildan yang dikelola oleh Yayasan Dharma Wanita kementerian terkait, Mandiri Daycare dikelola langsung oleh Human Capital Bank Mandiri.
Gita Alviana, PIC Mandiri Daycare, mengatakan tenaga pengasuh yang digunakan menggunakan pihak ketiga. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan, kenyamanan dan manfaat yang diterima oleh anak maksimal.
"Jadi kita menggunakan pihak ketiga, dengan model pengasuhan montessory. Semua alat dan mainan yang ada di sini memiliki fungsi masing-masing seperti melatih keseimbangan, kelincahan hingga kemampuan bicara, kognitif dan motorik kasar dan halus," tutur Gita.
Foto: Reza/detikHealth |
Ervyana, koordinator pengasuh di Mandiri Daycare mengatakan saat penerimaan anak dibatasi minimal 1 tahun. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan rangsangan motorik yang diterima anak, sekaligus anak sudah cukup besar untuk berjalan.
Keterampilan yang diajarkan pun beragam dan merupakan bagian dari kegiatan sehari-hari. Contoh kegiatannya antara lain mengancing dan melepas baju sendiri, cuci tangan hingga menuang air gelas.
Foto: Reza/detikHealth |
"Kegiatan-kegiatan itu merupakan bagian dari pelajaran montessory, yang prinsipnya adalah mengajarkan kehidupan sehari-hari dalam bentuk kelas dan dibuat fun," tutur wanita yang akrab disapa Aunty Ervy ini.
Mandiri Daycare menerima keanggotaan bulanan dan mingguan. Untuk satu minggu, orang tua diminta iuran Rp 350.000. Sementara untuk satu bulan, biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 900.000.
"Biaya ini untuk makan dan snack anak serta peralatan mandi. Mandiri Daycare menerima anak dari pegawai Bank Mandiri dan anak usahanya di cabang mana pun," tuturnya lagi.
Foto: Reza/detikHealth |












































Foto: Reza/detikHealth
Foto: Reza/detikHealth
Foto: Reza/detikHealth
Foto: Reza/detikHealth
Foto: Reza/detikHealth
Foto: Reza/detikHealth
Foto: Reza/detikHealth
Foto: Reza/detikHealth
Foto: Reza/detikHealth