Jika Implan Tulang Tak Lagi Impor, Beban BPJS Bisa Lebih Ringan

Jika Implan Tulang Tak Lagi Impor, Beban BPJS Bisa Lebih Ringan

Enggran Eko Budianto - detikHealth
Senin, 20 Feb 2017 14:02 WIB
Peninjauan uji coba produksi implan tulang (Foto: Enggran Eko Budianto)
Sidoarjo - BPJS Kesehatan hadir untuk meringankan beban masyarakat yang sedang sakit agar bisa sehat kembali dan produktif. Demi meringankan beban pembiayaan BPJS Kesehatan, produksi dalam negeri untuk keperluan implan tulang diharap lebih berperan.

Niatan untuk lebih mengandalkan produksi implan tulang dalam negeri disampaikan Menristek dan Dikti Muhammad Nasir, saat meninjau uji coba produksi implan tulang di PT Zenith Allmart Precisindo di Jalan Raya Mojokerto-Krian, Desa Sirapan, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, Senin(20/2/2017).

"Sangat saya dukung sekali dalam menerapkan teknologi material yang diterapkan dalam alat kesehatan. PT Zenith bekerjasama dengan para peneliti di BPPT (Badan Pengkanian dan Penerapan Teknologi) menghasilkan inovasi produk baru (implant tulang)," kata Nasir usai meninjau area produksi implant tulang PT Zenith.

Nasir menjelaska, produksi implan tulang ini merupakan yang pertama di Tanah Air. Selama ini kebutuhan implan tulang mengandalkan impor dari Swiss. Untuk pemasangan implan tulang yang dikover BPJS Kesehatan saja mencapai 50.000 unit per tahunnya. Kondisi ini menjadi salah satu penyumbang defisit BPJS mencapai Rp 5,8 triliun pada 2015 dan Rp 6,7 triliun pada 2016.

Peninjauan uji coba implan tulangPeninjauan uji coba implan tulang Foto: Enggran Eko Budianto
"Selama ini implat tulang 100 persen impor, kalau ini nantinya diterima oleh Kementerian Kesehatan dalam hal implan tulang yang harganya 100 persen (rata-rata USD 400 per item) kalau impor, sekarang bisa 35 persen. Artinya akan ada penghematan devisa 65-70 persen," ujarnya.

Hanya saja, lanjut Nasir, untuk memproduksi implan tulang, PT Zenith masih belum mengantongi izin produksi dan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Dia berharap syarat-syarat sertifikasi sudah bisa diajukan ke Kemenkes akhir Maret mendatang. Sehingga di bulan Juli, implan tulang bisa diproduksi secara massal.

Baca juga: Prosedur Tinggikan Badan di India Populer Meski Berisiko

"Target kami pada semester ke dua dari 80.000 paling tidak bisa dipenuhi 40.000 sampai 50.000 pada tahun 2017 ini. Kalau ini bisa diproduksi dengan baik, harapannya bisa menekan beban BPJS," terangnya.

Disinggung terkait ketersediaan bahan baku, Nasir menjamin 70-80 persen akan dipenuhi di dalam negeri. "Soal bahan baku tidak ada masalah, menggunakan feronikel dari Pomala, Sulawesi Tenggara yang dipenuhi dengan baik oleh PT Aneka Tambang. Lilin dari UK, lainnya juga dari luar negeri. Sehingga kita sudah luar biasa 70-80 persen," tegasnya.

Sementara CEO PT Zenith Allmart Precisindo Allan Changrawinata menuturkan, produk implan tulang yang akan diproduksi massal berbahan stainless steel 316L. Produk ini memenuhi standar komposisi kimia bahan sesuai ASTM F138 (316L implant quality) dan kekuatan mekanis ASTM F138. Menurut dia, hasil uji medis tak beda dengan implan impor dari Swiss.

"Target kami harga bisa 30-35 persen dari harga rata-rata impor implan tulang USD 400," ungkapnya.

Peninjauan uji coba produksi implan tulangPeninjauan uji coba produksi implan tulang Foto: Enggran Eko Budianto
Tahun 2017, tambah Allan, pihaknya menargetkan mampu memproduksi 40.000 implan tulang, atau minus 10.000 dari kebutuhan BPJS Kesehatan. Jenis implan yang akan dihasilkan adalah untuk semua tulang patah, kecuali untuk tulang panggul dan lengan.

"Semester kedua nanti kami mulai riset untuk tulang panggul dan tulang lengan," tandasnya.

Baca juga: Meski Lumpuh, Remaja Ini Tak Patah Semangat Belajar Main Ski

(vit/vit)