Disampaikan oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI Dr dr Eka Jusuf Singka, MSc, bahwa jauh sebelum keberangkatan ke tanah suci, Kementerian Kesehatan telah mengantisipasi para jamaah dan petugas kesehatan terkait wabah kolera tersebut.
"Tahun ini saya sudah WA (Whatsapp -red) ke semua kawan saya di Arab Saudi, di Kemenkes bagian preventive medicine-nya di sana, saya sampaikan kolera harus menjadi perhatian," ujar dr Eka di Ruang Maharmardjono lantai 3, Kementerian Kesehatan RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan dr Eka, apabila ada jamaah yang positif tertular kolera maka oleh petugas kesehatan akan dikarantina dan diberikan pengobatan berupa oralit, infus serta antibiotik.
"Iya benar karantina, kita berikan pengobatan, oralit, infus, antibiotik, ada smua. Sebenarnya penyakit ini bisa dicegah dan break terjadi kolera dalam sejarah ibadah haji hanya terjadi 1908. Saat ini belum ada, saya juga nggak takabur ya. Saya lihat infrastruktur di Arab Saudi itu bagus," tutur dr Eka.
Menurutnya, wabah kolera yang terjadi disebabkan adanya prakondisi di mana sanitarian buruk, air tidak bersih, serta toilet yang rusak. "Kan kalau orang perang terus di bom nggak ada saluran ke mana-mana. Orang buang air besar sembarangan, air tidak ada, ya gimana mau cuci tangan orang Yaman, nggak bisa," pungkas dr Eka.
Baca juga: Jelang Musim Haji, WHO Ingatkan Risiko Infeksi Kolera
(hrn/up)











































