Prof Sangkot mengaitkan kontroversi seperti ini dengan keengganan para pemegang keputusan untuk bertindak sebelum sebuah penelitian menjadi besar dan menyangkut banyak orang.
Diketahui, dr Terawan merupakan dokter yang mempopulerkan metode 'cuci otak' untuk stroke dan menjadikannya bahan disertasi doktoralnya di Universitas Hasanudin tahun 2016 lalu. Para pasien dr Terawan merasa bisa sembuh oleh metode tersebut dengan beberapa di antaranya termasuk tokoh besar seperti Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie, Mantan Kepala BIN Hendropriyono, dan Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menkes Siap Mediasi IDI dan Dokter Terawan |
"Kalau IDI mau bergerak, kenapa sekarang?" lanjutnya.
Menurut Sekretaris Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dr Pukovisa Prawiroharjo pemecatan sementara dr Terawan dilakukan karena ia dianggap telah melakukan pelanggaran kode etik yang berat.











































